
NASIONALTERKINI.Tradisi Syawalan atau yang dikenal dalam bahasa Jawa sebagai Lebaran Kupat menjadi momen istimewa bagi keluarga besar Trah Amat Dimejo. Tahun ini, mereka menggelar acara Syawalan dan Halal Bihalal 1 Syawal 1446H/2025M
Ujar:Bp H.Rohadi Rabu (02/4/2025) pukul 10.00 WIB. di Bantul Yogyakarta

Acara ini menjadi ajang mempererat tali silaturahmi dan menebarkan kebahagiaan setelah Ramadan.

Syawalan merupakan tradisi yang dilakukan umat Muslim di Indonesia setelah Hari Raya Idul Fitri. Tradisi ini mengandung nilai-nilai kearifan lokal serta ajaran agama Islam, yaitu memaafkan sesama, mempererat hubungan sosial, serta meningkatkan kebersamaan dalam keluarga dan masyarakat.Paparnya




Di berbagai daerah di Jawa, Syawalan biasanya dilaksanakan satu minggu setelah Lebaran. Setiap daerah memiliki ciri khas tersendiri, seperti masyarakat yang merayakan Syawalan dengan menyajikan ketupat dan lopis raksasa sebagai simbol kebersamaan.Ungkap :Rohadi


Acara Syawalan keluarga besar Trah Amat di Mejo kali ini dihadiri oleh sanak saudara dari berbagai daerah, termasuk Cilegon, Surabaya, hingga Lombok Mataram. Keluarga besar ini merasa sangat bersyukur karena dapat berkumpul secara langsung setelah sebelumnya hanya berkomunikasi melalui telepon.
“Alhamdulillah, tahun ini kami bisa berkumpul bersama keluarga besar dari luar kota di Yogyakarta. Biasanya kami hanya berkomunikasi lewat telepon, tetapi kali ini bisa bertemu langsung, bersilaturahmi, dan mempererat persaudaraan,” ujar;Ari Fitrian salah satu anggota keluarga

Pesan Ustaz H. Hidayatu Rohman
Dalam kesempatan tersebut, Ustaz H. Hidayatu Rohman menyampaikan pentingnya menjaga kebahagiaan dan kegembiraan setelah menjalani ibadah puasa Ramadan. Ia menekankan bahwa Syawalan bukan hanya sekadar tradisi, tetapi juga memiliki nilai spiritual yang mendalam.

“Hari kemenangan ini harus kita sambut dengan hati yang bahagia. Selain memaafkan satu sama lain, Syawalan juga menjadi ajang untuk memperoleh keberkahan dan ampunan dari Allah SWT,” jelasnya.
Ia juga mengutip sebuah hadis Nabi Muhammad SAW yang menekankan pentingnya silaturahmi dan memaafkan sesama:

“Barangsiapa berjalan untuk berkunjung kepada kedua orang tua, maka Allah SWT menulis dalam setiap langkah itu seratus kebaikan, menghapus seratus keburukan, dan mengangkat seratus derajat. Ketika seseorang itu duduk di hadapan kedua orang tua dan berbicara dengan lembut, maka Allah SWT akan memberi cahaya di hari kiamat di sekitarnya. Kemudian, ketika ia keluar dari tempat kedua orang tua itu, maka ia keluar dengan memperoleh ampunan.” (HR. Abu Dzar Al-Ghifari RA).

Akulturasi Budaya Islam dan Tradisi Jawa
Syawalan juga mencerminkan perpaduan budaya Islam dengan kearifan lokal masyarakat Jawa. Sejak masuknya Islam ke Indonesia, tradisi ini menjadi cara bagi para ulama dan kyai untuk mengajarkan nilai-nilai Islam tentang maaf-memaafkan dengan budaya sungkeman dan silaturahmi dalam tradisi Jawa.Jelasnya
Melalui Syawalan, keluarga besar Trah Amat Dimejo berharap dapat terus menjaga kebersamaan dan mempererat hubungan antar anggota keluarga, sekaligus menjalankan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari.Pungkas:Ustaz Hidayat(Tyo)
