
NASIONALTERKINI. – Keprihatinan peningkatan di Jawa dalam konsumsi daging anjing.Sarasehan lintas Iman “Guyup Rukun Jogja Tanpa Daging Anjing di gelar”
Menanggapi situasi ini, Animal Friends Jogja (AFJ) bersama Koalisi Dog Meat Free Indonesia (DMFI) menggelar sarasehan dengan tema “Cinta Kasih Tanpa Kekerasan: Jogja Tanpa Daging Anjing”. Kegiatan ini menjadi bagian dari kampanye Hack in the Pack II, yang ingin membangun kesadaran dari berbagai sisi—agama, kesehatan, hingga hak hidup hewan.
Diskusi dibuka oleh Victor Indrawan, pendiri Shelter Ram-Ram Dog Care (RRDC), yang membagikan kisah dramatis penyelamatan 78 anjing dari jaringan perdagangan ilegal di Kulon Progo tahun 2021. “Kalau nggak cepat ditindak, bisa-bisa semuanya mati sebelum sampai pengadilan,” katanya. Ia menyoroti lemahnya penegakan hukum. “Masalahnya bukan nggak ada empati, tapi belum ada ketegasan.”
Tak kalah serius, Erwan Budi Hartadi dari Center for Tropical Medicine UGM membeberkan data mencengangkan: lebih dari 6.000 ekor anjing dikonsumsi setiap bulannya di DIY. “Dan semua itu nggak ada yang lolos pemeriksaan kesehatan. Bayangin aja risikonya—rabies, leptospirosis, dan penyakit zoonosis lainnya,” dan mengajak pendekatan One Health, yang menyatukan aspek kesehatan manusia, hewan, dan lingkungan.Ujar:Erwan.Jum’at;11/04/2025 di Yogyakarta
Padahal, Gubernur DIY sudah sempat mengeluarkan Surat Edaran No. 510/3896 tahun 2023 soal pengendalian daging anjing. Tapi, sampai sekarang, belum ada kelanjutan berarti. “Katanya sih ini awal menuju Perda, tapi kok jalannya masih di tempat,” keluh Elsa Lailatul Marfa’ati, Koordinator Edukasi DMFI:
Perwakilan dari Pemda DIY pun hadir, seperti Yulia Hermawati dari Biro Perekonomian dan SDA serta Kusumawardhani dari Dinas Pertanian. Mereka bilang mendukung pelarangan, tapi pengesahan regulasi masih menunggu keputusan di level pusat. Damarwati dari Dinas Kesehatan DIY menegaskan bahwa pelarangan ini juga menyangkut kesehatan masyarakat.
DMFI dan AFJ sepakat: sudah waktunya Yogyakarta benar-benar bersikap. “Jogja itu kota budaya, kota toleran. Masa iya masih mentoleransi kekejaman pada anjing? Ayo, kita tunjukkan Jogja yang penuh kasih, sehat, dan beradab,” tutup Elsa.(Tyo)
.