
NASIONALTERKINI. Hotel Tentrem 6 Oktober 2025. Di ruang Ebony tergelar sajian makanan kecil (gateau, Prs) mixture antara jajanan lokal Yogyakarta dan Perancis. Didisain dengan detail mengagumkan dan citarasa tinggi. Ini gambaran awal diselenggarakannya “ Three Colors in One Table “. Sebuah program kolaborasi high cuisine (gourmet) bernuansa Perancis dan Indonesia. Yang pada praktiknya menggabungkan 3 unsur kulinari yang berasal dari Perancis, China dan Indonesia. Ini merupakan edisi ketiga dari program yang dilaksanakan oleh : Kedutaan besar Perancis untuk Indonesia, Institut Francais d’Indonesie (IFI), Alliance Francaises Indonesia, Business France dan Disciples Escoffier Indonesia. Program yang diformat pekan gastronomi Perancis bertajuk “le Gout de France – Cita Rasa Perancis J’adore”. Kegiatan tersebut di gelar sejak tanggal 1 Oktober hingga 13 Oktober 2025 di 3 kota : Medan (Hotel Mariott), Jakarta (Hotel Mandarin Oriental) dan Yogyakarta (Hotel Tentrem). Perancis mengirimkan Cheffe Andree Rosier yang menyandang bintang Michellin (penghargaan tertinggi untuk seorang chef gourmet) yang akan bekerjasama dengan para chef Hotel Tentrem, Chef Sky Lee (Corporate Executive Chef Hotel Tentrem) dan Chef Steve Tanudharma (Executive Chef Hotel Tentrem).Selasa:07/20/2025
Gourmet sebagai jenis kulinari berkelas tinggi diharapkan mampu memiliki kekuatan sebagai jembatan komunikasi kultural, sosial, politik yang mampu merekatkan hubungan antara kedua bangsa. Karena pada dasarnya makanan khas yang merupakan bagian dari manifestasi budaya suatu bangsa memiliki nilai-nilai universal sebagaimana karya-karya seni lainnya. Oleh karena itu, maka gourmet yang menjadi bagian integral dari ragam kulinari dunia diharapkan makin meningkatkan hubungan Perancis dengan Indonesia yang secara historis sudah terkoneksi selama hampir 200 tahun. Sebagaimana dinyatakan Duta Besar Perancis untuk Indonesia yang hadir di acara tersebut, “Gastronomi memiliki bahasa yang universal. Sentuhan citarasa Perancis dalam kekayaan budaya kuliner Yogyakarta (baca : Indonesia) diharapkan dapat menyatukan kedua budaya yang berbeda tersebut. Menciptakan harmoni yang mewarnai hubungan diplomatik Perancis dan Indonesia. Sebagaimana telah diawali dengan persahabatan yang luar biasa antara presiden Emmanuel Macron dan presiden Prabowo Subianto. Gastronomi dengan ragamnya adalah jembatan komunikasi potensial yang lebih mudah dipahami oleh semua orang. Sehingga persahabatan kedua negara juga bisa dirasakan semua orang. Di Perancis maupun di Indonesia.” Demikian pernyataan Duta Besar Perancis untuk Indonesia Fabien Penone. Chef sekelas Cheffe Andree Rosier sengaja dihadirkan sebagai bentuk penghormatan masyarakat Perancis terhadap gastronomi Indonesia yang memiliki kekayaan citarasa rempah yang luar biasa. Karena memang ada harapan besar dibalik penyajian estetika kelas gourmet yang merepresentasikan kekayaan budaya kedua bangsa. Yaitu terbangunnya soft diplomacy yang lebih erat dan lebih mudah dipahami semua orang. Utamanya di kedua negara tersebut.
Sejatinya hubungan itu memang tidak hanya pada bidang gastronomi. Tetapi juga program-program pertukaran budaya seperti obyek-obyek cinema (film), performing art, bahkan program yang telah lama berlangsung dengan baik di bidang pendidikan. Baik itu pendidikan di dunia boga maupun bidang lainnya. Seperti diketahu, pada saat ini beberapa chef Perancis bekerja di Indonesia. Begitu pula sebaliknya. Beberapa tenaga memasak di Perancis berasal dari Indonesia. Di dunia pendidikan, kita sudah lama mengenal Intitut Francais d’Indonesie. Juga Alliance Francais Indonesia yang ada di Sagan, Yogyakarta. Kekayaan ragam kuliner juga telah banyak adanya saling pengaruh antara Perancis dan Indonesia. Banyak outlet kuliner Indonesia yang menyajikan menu-menu bernuansa Perancis. Cheffe Andree Rosier sendiri sempat tertegun ketika melihat kekayaan rempah Indonesia yang tersaji di pasar tradisional. Dia berjanji, akan memperkaya citarasa masakan Perancis dengan rempah-rempah yang berasal dari Indonesia. Dan diharapkan, masyarakat perancis juga akan menyukai karya boga tersebut. Sehingga budaya Indonesia tersentuh oleh masyarakat Perancis sampai ke tataran masyarakat biasa. Ini sejalan dengan harapan Duta Besar Fabien Penone, dimana ragam kuliner akan menjadi bagian penting harmonisasi komunikasi dan diplomasi Indonesia – Perancis. (Wid)
