Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!

Demam Latto-Latto Jadi Berkah, Penjual Mainan Habiskan Hingga 3 Lusin/ Hari

Demam Latto-Latto Jadi Berkah, Penjual Mainan Habiskan Hingga 3 Lusin/ Hari

JOGJABERITA– Beberapa waktu terakhir mainan tradisional latto-latto kembali ramai dimainkan oleh anak-anak hingga orang dewasa.

Latto-latto atau clackers ball merupakan permainan yang terdiri dari dua bola kecil yang memiliki ukuran dan berat yang sama. 


Keduanya diikat dengan sebuah tali dan dilengkapi dengan cincin sebagai pegangan di atasnya. Cara memainkannya dengan memantulkan kedua bola tersebut.

Semakin keras dan cepat kedua bola beradu, itu semakin menandakan pemainnya jago. Bukan baru sekarang, latto-latto sejatinya telah ada sejak lama. Hanya saja belakangan ini kembali kerap dimainkan.

Tren latto-latto mendatangkan berkah tersendiri bagi para penjaja mainan anak-anak. Termasuk bagi Ngatiyem yang menjual berbagai mainan anak-anak di kawasan Taman Pintar. 


Usai kembali viral, seminggu terakhir ini Ngatiyem turut menjual latto-latto. Harganya bervariasi, latto-latto dengan berbagai macam warna dijual mulai dari harga Rp 10 ribu hingga Rp 12 ribu.


“Dulu pernah jual latto-latto, tapi karena tidak viral ya tidak laku banyak. Kalau sekarang karena sedang ramai satu hari bisa dua lusin sampai tiga lusin,” katanya saat ditemui di lokasi jualannya, Senin (26/12).

Dia mengatakan latto-latto didapat dari salah satu pusat toko mainan anak-anak di Kota Yogya.

Sebagai penarik perhatian, tak jarang Ngatiyem  juga turut memainkan latto-latto saat tengah berjualan.

Sayangnya, dia tak terlalu mahir dalam memainkan permainan tersebut. Akibatnya, pergelangan tangannya bengkak lantaran berkali-kali terkena benturan bola latto-latto.


“Di bagian sini (pergelangan tangan) sakit karena sering kena latto-latto,” ujarnya.
Andrew, salah satu penggemar latto-latto mengaku mengkuti tren yang dia lihat dari televisi. Sejak saat itu, dia lantas mencari penjaja mainan anak-anak untuk membeli latto-latto. 

Niat coba-coba, justru malah menjadikan ketagihan memainkan latto-latto. Bunyi dari benturan kedua bola latto-latto menjadi kepuasan tersendiri baginya saat bermain.

Demam latto-latto yang dia rasakan turut menjadikan tangannya sedikit banyak merasakan sakit. Jika kedua bola latto-latto tak bersentuhan, maka pergelangan tangannya lah yang akan jadi korbannya.

“Memainkannya ternyata tidak semudah saat lihat di tv. Dan kadang sakit di tangan karena terkena bolanya. Di rumah kebetulan punya dua latto-latto. Yang main saya dan adik saya,” ungkapnya. (tio/red)

Share:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *