JOGJABERITA – Upaya pemantauan keamanan pangan kembali dilakukan oleh Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) DIY bersama Dinas Kesehatan serta Dinas Perindustrian dan Perdagangan.
Tak hanya sidak di pasar Ramadan dan pasar tradisional, pasar modern juga turut menjadi sasaran. Seperti pemantauan yang digelar BBPOM DIY di pasar modern Indogrosir Jalan Magelang, Sinduadi, Sleman, Kamis (13/4)
Kepala BBPOM DIY Trikoranti Mustikawati menyebut setidaknya ada 16 sampel makanan kemasan yang diuji. Selain makanan kemasan, ada juga beberapa sampel yang diambil untuk dilakukan uji cepat seperti kolang-kaling, kerupuk, makanan basah, dan kue.
Hasilnya sebagian besar sampel aman dikonsumsi. Sementara sejumlah produk lainnya diketahui dalam kondisi kemasan yang rusak, belum ada izin edar, hingga produk kadaluwarsa. Trikoranti juga menyoroti higienitas produk kurma di Indogrosir. Menurutnya, kurma tak seharusnya dibiarkan terbuka.
“Mungkin cara penyimpanan misalkan dalam bentuk curah seperti kurma supaya tetap memperhatikan higienitas sanitasi supaya tidak ada lalat nempel,” kata Trikoranti ditemui di Indogrosir Jalan Magelang, Sinduadi, Sleman, Kamis (13/4).
Trikoranti mengungkapkan pemantauan semacam ini gencar dilakukan beberapa waktu terakhir. Ini untuk memastikan kemanan pangan yang beredar di tengah masyarakat. Dia mengimbau, masyarakat untuk senantiasa menerapkan Cek KLIK, yaitu kemasan, label, izin edar, serta kadaluarsa.
“Keamanan pangan sebenarnya bukan hanya milik pemerintah saja, tetapi masyarakat juga harus peduli. Kami berharap masyarakat cerdas memilih obat dan makanan yang aman. Sehingga pada saat momen hari raya jangan sampai terjadi sesuatu yang tidak diinginkan,” ungkapnya.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sleman Mae Rusmi Suryaningsih mengungkapkan keamanan pangan turut menjadi perhatiannya. Dia tak memungkiri, makanan dengan kemasan yang rusak kerap ditemui di pasar tradisional. Menurutnya ini bisa terjadi lantaran keterbatasan lahan.
“Kalau di pasar tradisional karena tempatnya sempit maka ada beberapa barang yang mungkin penyimpanannya kurang bagus sehingga kalengnya penyok dan sebagainya. Kemudian yang kemasan plastik ada yang bocor-bocor ini sudah kami minta untuk tidak dijual kembali kepada konsumen,” kata Mae.
Dia menambahkan beberapa jenis makanan olahan kering seperti cumi kering dan teri nasi patut dicurigai. Ini karena ada beberapa oknum yang menambahkan formalin sebagai pengawet.
“Harus dihindaru kalau awet, tidak ada lalat, atau kemudian baunya mencurigakan. Itu masyarakat harapannya juga bisa melaporkan atau tidak membeli,” imbaunya. (tyo/,eri)