
NASIONALTERKINI. Pemerintah Kabupaten Sleman resmi menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan sejumlah mitra dalam pelaksanaan program Sleman Pintar Plus Plus. Mitra yang terlibat antara lain Universitas Teknologi Yogyakarta (UTY), PT Chemco Harapan Nusantara, PT Mitrametal Perkasa, dan PT Nichirin Indonesia. Penandatanganan MoU ini berlangsung pada Jumat (16/5) di Kampus UTY, Sendangadi, Mlati, Sleman.

Program Sleman Pintar Plus Plus bertujuan memberikan kesempatan pendidikan tinggi bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu yang memiliki semangat belajar tinggi. Tak hanya kuliah, peserta program juga akan mendapatkan pengalaman magang di perusahaan-perusahaan nasional, sehingga saat lulus, mereka telah siap memasuki dunia kerja.
Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo, melalui sambutan yang diwakili Bupati Sleman Harda Kiswaya, menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang telah mendukung kerja sama ini. Ia menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam upaya pengentasan kemiskinan.
“Pemerintah tidak bisa bekerja sendiri. Butuh kolaborasi dengan akademisi, perusahaan, dan seluruh stakeholder. Kita harus bahu-membahu membangun bangsa ini,” ujar Harda.
Sekretaris Daerah Sleman sekaligus Wakil Ketua Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK) Kabupaten Sleman, Susmiarto, menyebut MoU ini sebagai bentuk komitmen konkret Pemkab Sleman dalam memutus rantai kemiskinan melalui akses pendidikan tinggi yang terhubung langsung dengan dunia kerja.
“Pemberantasan kemiskinan tidak cukup hanya dengan bantuan sosial. Memberikan akses pendidikan tinggi yang relevan dengan kebutuhan industri adalah langkah strategis untuk menciptakan kemandirian dan kesejahteraan masyarakat,” jelasnya.
Rektor UTY, Bambang Moertono, turut menyambut baik program ini. Ia menyebut bahwa visi misi UTY sejalan dengan semangat program Sleman Pintar Plus Plus.
“Program ini lahir dari pertemuan kami dengan Wakil Bupati Sleman, Bapak Danang Maharsa. Mahasiswa akan menempuh kuliah selama dua tahun, lalu dilanjutkan dengan magang di perusahaan selama satu setengah tahun,” terang Bambang.
Dari pihak mitra industri, Gede Agus Prayajana menyatakan dukungan penuh terhadap program ini. Ia berharap kerja sama ini dapat membuktikan bahwa pendidikan adalah jalan utama dalam memutus mata rantai kemiskinan.
“Penandatanganan MoU ini baru awal. Selanjutnya, tugas kami adalah membuktikan kepada masyarakat bahwa kemiskinan bisa dilawan dengan pendidikan:Pungkas:Prayajana(Tyo)