
oplus_2
NASIONALTERKINI Jogja Fashion Week (JFW) 2025 resmi diluncurkan pada Rabu (26/2/2025) di Kasultanan Ballroom, Hotel Royal Ambarrukmo Yogyakarta. Dengan mengusung tema Threads of Tomorrow, ajang ini menegaskan komitmennya terhadap mode berkelanjutan dan inovatif.

JFW 2025 diselenggarakan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Daerah Istimewa Yogyakarta, bekerja sama dengan berbagai pihak untuk menampilkan tren fashion global. Acara utama akan berlangsung pada 7–10 Agustus 2025 di Jogja Expo Center (JEC), menghadirkan pameran fashion, edukasi, serta fashion show yang menjadi platform interaksi dan transaksi bagi pelaku industri mode.
Jogja Fashion Week: 20 Tahun Mewarnai Industri Fashion
Kepala Disperindag DIY, Yuna Pancawa, menegaskan bahwa tahun ini menjadi tonggak penting bagi JFW yang memasuki edisi ke-20.
“Dua dekade perjalanan Jogja Fashion Week adalah pencapaian besar. JFW telah menjadi ajang fashion terkemuka di Indonesia, memberikan pengalaman dan pembelajaran bagi industri mode. Kami terus berupaya agar acara ini tidak hanya menjadi peragaan busana, tetapi juga wadah bagi pelaku bisnis fashion untuk berkembang secara berkelanjutan,” ujar Yuna.
JFW 2025 akan menghadirkan lebih dari 130 tenant pameran terkurasi, menampilkan produk fashion dan aksesori premium. Dalam rangkaian fashion show, lebih dari 96 desainer profesional, 12 desainer muda, dan 12 desainer anak-anak akan memamerkan lebih dari 1.000 karya mode dalam 10 sesi peragaan. Setiap harinya, tamu spesial atau guest designer akan menambah daya tarik di panggung mode JFW.
Tak hanya itu, berbagai acara pendukung seperti seminar, talkshow, shop talk, presentasi produk, Young Fashion Designer Competition, business matching, dan Tour de Expo turut memeriahkan ajang ini.
Kolaborasi dan Daya Saing di Industri Fashion
Sejalan dengan visi mode berkelanjutan, JFW 2025 juga menggelar audisi model dan program aktivasi yang melibatkan berbagai mitra. Menurut Yuna, kunci keberlanjutan industri fashion tidak hanya bergantung pada intervensi pemerintah, tetapi juga pada kreativitas dan daya saing para pelaku usaha.
“Pemerintah berperan sebagai fasilitator dalam mendukung ekosistem bisnis. Namun, keberhasilan industri fashion tetap bergantung pada inovasi, adaptasi, dan kolaborasi para desainer serta pengusaha fashion. JFW menjadi panggung kolaborasi yang membuka peluang pasar lebih luas bagi insan mode Indonesia,” tambahnya.

Paris sebagai Kiblat Mode Dunia
Sementara itu, Ruth Joanna Samana, Atase Perdagangan KBRI Periode 2021–2025, menyoroti pentingnya fashion week dalam membentuk industri mode global.
“Paris telah menjadi kiblat fashion dunia selama ratusan tahun, dengan Paris Fashion Week sebagai salah satu ajang paling berpengaruh. Banyak desainer internasional memulai debutnya di sana sebelum akhirnya diakui secara global. Indonesia memiliki potensi besar untuk bersaing di kancah dunia, dan Jogja Fashion Week bisa menjadi batu loncatan bagi para desainer lokal menuju pasar internasional,” ungkap Ruth.
Ia juga menambahkan bahwa fashion bukan sekadar estetika, tetapi juga sarana untuk menunjukkan identitas budaya dan inovasi. “Indonesia memiliki warisan kain tradisional yang luar biasa. Jika dikemas dengan baik, produk fashion kita bisa bersaing dengan koleksi kelas dunia,” Pungkas:Rufh(Tyo)
.