Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!

Kesiapsiagaan Penanggulangan Bencana Inklusif Berbasis Kepemimpinan Masyarakat, Yakkum Emergency Unit Mengadakan Lokarya

Sejumlah aktor dan inovator lokal dalam penanggulangan bencana yang inklusif mempresentasikan hasil inovasinya dengan berbagai stakeholder pentahelix dalam kegiatan  Lokakarya Pembelajaran IDEAKSI 2.0: Pertemuan Aktor Pentahelix dalam Kesiapsiagaan dan Penanggulangan Bencana Inklusif berbasis Kepemimpinan Masyarakat,  Rabu (19/3) di Hotel Keisha Yogyakarta.

NASIONALTERKINI– Sejumlah aktor dan inovator lokal dalam penanggulangan bencana yang inklusif mempresentasikan hasil inovasinya dengan berbagai stakeholder pentahelix dalam kegiatan  Lokakarya Pembelajaran IDEAKSI 2.0: Pertemuan Aktor Pentahelix dalam Kesiapsiagaan dan Penanggulangan Bencana Inklusif berbasis Kepemimpinan Masyarakat,  Rabu (19/3) di Hotel Keisha Yogyakarta.

Kegiatan Lokakarya tersebut memiliki tujuan utama untuk meningkatkan kolaborasi dalam penanggulangan bencana yang inklusif di Daerah Istimewa Yogyakarta. Lokakarya ini dapat menjadi ruang penjajakan peluang kolaborasi dan program lintas pihak pentahelix (pemerintah, masyarakat, media, akademisi, dan praktisi/dunia usaha) yang sesuai untuk mengembangkan dan/atau memperluas inovasi penanggulangan bencana berbasis kepemimpinan masyarakat yang inklusif.

Sejumlah inovator tersebut berasal dari program  IDEAKSI (Ide Aksi, Inovasi, Inklusi). Pogram tersebut diselenggarakan oleh Yakkum Emergency Unit (YEU). Mereka  telah menjalankan proyek Community-Led Innovation Partnership (CLIP) atau Kemitraan untuk Inovasi Berbasis Komunitas melalui program IDEAKSI (Ide Inovasi Aksi Inklusi). Sejak Januari 2021, IDEAKSI telah mendukung total 32 kelompok inovator lokal di 4 Provinsi di Indonesia, yang terbagi atas: periode 2021 – 2023 sebanyak 9 kelompok inovator di DIY. Periode 2023 – 2025 sebanyak: 15 kelompok inovator di DIY, 2 kelompok inovator lokal di Sulawesi Tengah, 5 kelompok inovator lokal di Nusa Tenggara Timur, dan 1 kelompok inovator lokal di Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

Jessica Novia Manager Program Ideaksi dari Yakkum Emergency Unit menyampaikan, Kelompok tim inovator lokal didukung baik melalui pendanaan finansial dan nonfinansial yang berupa pelatihan-pelatihan dengan pendekatan community-led atau kepemimpinan masyarakat yang mengakomodasi kelompok berisiko untuk memiliki keterlibatan yang berarti, berperan dalam pengambilan keputusan, serta memiliki kendali atas sumber daya dalam kesiapsiagaan dan respons kemanusiaan.

Dalam periode IDEAKSI 2.0 yang berlangsung selama Mei 2023 – Maret 2025, YEU berkolaborasi bersama lima belas (15) tim inovator lokal yang berlokasi di Sleman, Bantul, Kota Jogja, Kulon Progo, dan Gunungkidul dalam mewujudkan ide inovasi-inovasi yang inklusif dalam penanggulangan bencana untuk kelompok difabel, lansia, dan kelompok paling berisiko lainnya. Beberapa inovasi untuk pengurangan risiko bencana yang inklusif telah dibuat oleh inovator lokal.

“Sejumlah inovator yang terlibat dalam program ini menyadari bahwa berbagai bencana sangat berpotensi terjadi di daerah mereka. di Bantul misalnya, sangat berpotensi terjadi bencana banjir, gempa bumi dan tsunami. Sementara di kota Yogyakarta misalnya, sejumlah bencana sangat berpotensi terjadi seperti kebakaran, angin putting beliuang dan banjir di beberapa daerah. Sementara sejumlah inovator lokal mencoba menjawab berbagai tantangan tersebut dengan berbagai penemuan dan inovasi mereka,”ujarnya.

Jessica Novia menambahkan Kelompok tim inovator lokal ini didukung secara pendanaan finansial, pelatihan dengan pendekatan community led atau kepemimpinan masyarakat yang mengakomodasi kelompok berisiko untuk memiliki keterlibatan yang berarti, berperan dalam pengambilan keputusan, serta memiliki kendali atas sumber daya dalam kesiapsiagaan, dan respon kemanusiaan.

“Dalam darurat kebencanaan yang terjadi, khususnya di Yogyakarta, untuk evakuasi belum semuanya aksesibel dan bisa diakses difabel. Disini pentingnya keterlibatan masyarakat agar ide dan kebutuhan mereka terpenuhi,” ungkapnya.

Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD DIY, Danang Samsurizal mengatakan, indikasi keberhasilan tim inovator adalah keterlibatan yang berarti. Selain itu mereka juga berperan dalam pengambilan keputusan, serta memiliki kendali atas sumber daya dalam kesiapsiagaan dan respon kemanusiaan.

“Semua inovasi temuan masuk dalam program Gubernur DIY. Wilayah pengaruhnya inovasi IDEAKSI ada di kalurahan, dan akan menjadi baik bila kalurahan atau pemerintahan setempat ikut terlibat juga, bukan hanya masyarakat atau komunitas saja,” terangnya. 

Share:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *