
Oleh: Agus Budi Rahma, Pemerhati Pariwisata dan Budaya
NASIONALTERKINI.Yogyakarta, Indonesia — Lebih dari sekadar warisan budaya, Candi Borobudur merupakan struktur spiritual yang berbicara melalui simbol, angka, dan keheningan batu. Dalam sebuah kajian akademik berjudul Dimensi Tersirat Borobudur: Kesadaran, Energi 369, dan Struktur, pemerhati pariwisata dan budaya Agus Budi Rahma mengajak kita menilik Borobudur dari sudut pandang yang jarang dijamah: sebagai organisme kosmik yang menyimpan energi kesadaran manusia.Senin:05/05/2025 di Yogyakarta

“Borobudur bukan hanya artefak sejarah,” ujar Agus. “Ia adalah bahasa spiritual yang dibangun dari batu, menyampaikan pesan-pesan abadi tentang perjalanan batin manusia.”
Banyak pendekatan telah digunakan untuk memahami Borobudur — mulai dari arkeologi hingga teologi. Namun menurut Agus, pendekatan kesadaran lebih relevan dalam melihat Borobudur sebagai ‘makhluk hidup’. Ia bukan hanya obyek diam masa lampau, melainkan portal energi yang masih berdetak hingga kini.

Agus menekankan pentingnya membaca Borobudur sebagai peta eksistensial. Setiap langkah menaiki candi mencerminkan tahapan kesadaran manusia: dari dunia fisik menuju dimensi spiritual. Dalam konteks ini, struktur Borobudur tak hanya estetis, melainkan fungsional dalam mengalirkan energi.
Angka Sakral 3-6-9: Kode Semesta dalam Batu
Salah satu gagasan utama dalam kajian Agus adalah keterkaitan Borobudur dengan bilangan sakral 3, 6, dan 9 — angka yang disebut oleh ilmuwan visioner Nikola Tesla sebagai kunci untuk memahami alam semesta.
“Dalam arsitektur Borobudur, pola 3-6-9 muncul secara jelas,” terang Agus. “Pembagian struktur menjadi tiga dunia — Kamadatu, Rupadatu, Arupadatu — merupakan representasi langsung dari energi bertingkat.”
Angka 3 mencerminkan keseimbangan antara tubuh, pikiran, dan jiwa.
Angka 6 mewakili harmoni antara dunia fisik dan energi.
Angka 9 melambangkan puncak kesadaran, penyatuan antara mikro dan makrokosmos.
Agus menambahkan bahwa angka-angka ini bukan hanya simbol, melainkan vibrasi nyata yang termanifestasi dalam arsitektur Borobudur. Setiap lapisan dan stupa merupakan frekuensi tertentu yang menggugah kesadaran batin para peziarah seiring perjalanan spiritual mereka ke puncak.
Energi dalam Struktur
Menurut kajian ini, Borobudur menyimpan ‘energi terstruktur’ yang dirancang untuk membimbing manusia dalam perjalanan transendental. Struktur batu bukan penghalang, melainkan saluran energi yang memungkinkan transformasi kesadaran.
“Jika kita memahami Borobudur sebagai peta energi,” ujar Agus, “maka angka, bentuk, dan arah bukan hanya unsur teknis, melainkan gerbang menuju kesadaran lebih tinggi.”
Kajian ini mengajak masyarakat untuk melihat Borobudur bukan hanya sebagai destinasi wisata, tetapi juga sebagai ruang spiritual yang hidup — sebuah monumen yang menyimpan resonansi abadi antara manusia dan semesta.Tutup:Agis(Tyo)