
NASIONALTERKINI. Di tengah riuh dunia yang kian berlari cepat, manusia seolah dituntut untuk selalu bergerak, namun sering lupa untuk berhenti sejenak—menyapa diri dan semesta. Dari kesadaran inilah, Jogja Cultural Wellness Festival (JCWF) 2025 berakar: sebuah upaya untuk menemukan kembali keseimbangan antara budaya, spiritualitas, dan kesehatan jiwa.

Kegiatan Technical Meeting Road JCWF 2025 digelar di Museum Wahanarata, Jl. Rotowijayan, Kadipaten, Kraton, Kota Yogyakarta. Di tempat yang sarat sejarah dan ketenangan itu, pertemuan ini menghadirkan suasana yang tak sekadar formal, melainkan juga penuh refleksi dan kebersamaan.Rabu:15/10/2025

Dipimpin oleh Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Bendara, selaku Ketua Panitia sekaligus Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) DIY, acara ini menjadi simbol sinergi antara kebijakan, kreativitas, dan kebijaksanaan lokal. Dalam pandangan GKR Bendara, wellness tourism bukan sekadar tren global, melainkan panggilan budaya untuk menumbuhkan kesadaran hidup yang selaras dengan alam dan nilai kemanusiaan.

Technical Meeting ini bukan hanya ajang koordinasi teknis, tetapi juga perjumpaan jiwa-jiwa yang ingin menata harmoni. Para fasilitator wellness, terapis, seniman, akademisi, pelaku UMKM, komunitas, vendor, hingga media berkumpul dalam satu niat: membangun festival yang tidak hanya indah secara visual, tetapi juga bermakna secara spiritual dan kultural.

JCWF 2025 dihadirkan sebagai gerakan kebudayaan yang menyembuhkan — sebuah ruang yang mengajak manusia untuk kembali mendengarkan suara alam, menghargai napas budaya, dan menghayati hidup sebagai bagian dari semesta.

Sebagaimana semboyannya, “Menyatukan Energi, Menyemai Harmoni,” Technical Meeting Road JCWF 2025 menjadi perjalanan awal menuju kesadaran kolektif—bahwa kesejahteraan sejati lahir dari kebersamaan, dan kebahagiaan tumbuh dari keseimbangan antara tubuh, pikiran, dan jiwa.
Yogyakarta pun kembali menegaskan jati dirinya: bukan sekadar kota budaya, tetapi ruang jiwa yang hidup, berdaya, dan menyembuhkan.(Tyo)
