
NASIONALTERKINI. Yogyakarta – Pembukaan Jogja International Batik Biennale (JIBB) 2025 di Royal Ambarrukmo Hotel berlangsung meriah dengan penampilan karya desainer asal Yogyakarta, Lanny Amborowati. Dalam ajang bergengsi ini, Lanny menghadirkan tiga rancangan kebaya bertajuk “Urban Kebaya” yang memadukan kekuatan tradisi dengan nuansa modern.

Menggali inspirasi dari perjalanan kebaya sebagai warisan budaya Jawa, Lanny menegaskan bahwa kebaya bukan hanya sekadar busana, melainkan simbol jiwa yang menghubungkan masa lalu, masa kini, dan masa depan. Dari kebaya bangsawan keraton, kebaya Noni di masa kolonial, hingga kebaya Encim yang dipengaruhi budaya Tionghoa, semuanya menjadi refleksi keragaman identitas Nusantara.

Kebaya bukan hanya tradisi, tetapi penyambung jiwa dari masa ke masa. Kebaya adalah rasa, bukan sekadar benda,” ungkap Lanny:Kamis:02/10/2025

Mengusung semangat keberlanjutan, Lanny juga menekankan konsep sustainability melalui pendekatan upcycling, reuse, dan recycle. Dengan cara ini, kebaya yang ia hadirkan tak hanya ramah lingkungan, tetapi juga bernilai seni tinggi sekaligus relevan dengan gaya urban masa kini.

Tiga karyanya kali ini mengacu pada Trend Forecast 2025–2026: Quiet Artistry dengan subtema Future Essentials. Mengedepankan gaya khas Javanese Style, Lanny menampilkan kebaya modern dengan siluet A-line dan I-line, diperkaya detail smock, corsage, hingga sentuhan unfinished.

Material yang digunakan pun bervariasi, mulai dari katun, linen, hingga batik cap dengan motif khas Yogyakarta seperti Parijoto, Salak, dan Lele. Nuansa warna yang dihadirkan lembut dan natural, seperti hijau pastel, biru pastel, broken white, dan natural tone, sehingga menciptakan kesan elegan sekaligus segar.

Lewat “Urban Kebaya,” Lanny Amborowati menegaskan bahwa kebaya bukan sekadar pakaian tradisi, melainkan karya seni yang terus berevolusi, hadir selaras dengan zaman tanpa kehilangan ruh budaya Jawa yang menjadi akarnya.Tutup:Lanny(W/Tyo)