
NASIONALTERKINI. Udara pagi di Lapangan Pemda Sleman terasa khidmat. Ratusan aparatur sipil negara berbaris rapi, mengikuti upacara peringatan Hari Kesaktian Pancasila. Tak ada hingar-bingar, hanya kesunyian penuh hormat yang sesekali dipotong suara komando.
Kepala BNN Kabupaten Sleman, Teguh Tri Prasetya, menjadi inspektur upacara. Dari mimbar, ia membacakan amanat Bupati Sleman, Harda Kiswaya. Pesannya sederhana tapi mengena: jangan sampai sejarah kelam 1965 terulang.
“Dalam upacara ini kita mengenang para Pahlawan Revolusi, putra-putra terbaik bangsa yang gugur sebagai kusuma bangsa. Darah mereka adalah saksi bisu betapa mahalnya harga sebuah ideologi,” ujar Teguh:Rabu:01/10/2025

Lebih dari sekadar peringatan, momen ini juga jadi ruang refleksi. Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika disebut sebagai empat konsensus dasar yang harus dijaga bersama. Teguh mengingatkan, ASN dan masyarakat Sleman punya tanggung jawab moral untuk mewujudkan nilai-nilai itu dalam kehidupan sehari-hari.
Tema peringatan kali ini, “Pancasila Perekat Bangsa Menuju Indonesia Raya”, jadi semacam pengingat bahwa persatuan bukanlah hadiah, tapi hasil dari kerja keras menjaga kerukunan.
“Mari kita jaga perdamaian, persatuan, dan persaudaraan. Pegang teguh dan amalkan nilai-nilai Pancasila dalam ucapan, perilaku, dan kehidupan kita sehari-hari,” pungkas:Teguh(Aan)