
NASIaoNALTERKINI. Bantul – Suasana hangat pagi ini, memenuhi Joglo RT 03 Padukuhan Grojogan, Tamanan, Banguntapan, Bantul. Di tempat sederhana yang dikelilingi hamparan sawah itu, digelar kegiatan monitoring dan evaluasi (monev) program Pengabdian Masyarakat dan Penelitian dari Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Widya Wiwaha Yogyakarta. Program ini menyasar Kelompok Wanita Tani (KWT) Tirta Rahayu, yang sejak Juli hingga Desember 2025 mendapat pendampingan intensif dalam meningkatkan keterampilan, produktivitas, hingga pemasaran produk.Rabu:24/09/2025 di Joglo RT 03 Grojogan Tamanan Banguntapan Bantul Yogyakarta

Selama lebih dari tiga bulan, para ibu-ibu KWT dilatih membuat berbagai produk inovatif berbasis hasil pertanian. Mulai dari pembuatan jus buah dan sayur, packing sayur harian, nugget sayur, kripik sayur, hingga olahan tak biasa seperti kripik gedebok pisang. Tidak hanya berhenti pada produksi, mereka juga diajarkan cara menentukan Harga Pokok Produksi (HPP) serta strategi pemasaran modern melalui media sosial.

Ketua tim pengabdian masyarakat STIE Widya Wiwaha, Beta Asteria, S.E., M.M., MEc.Dev, memimpin langsung kegiatan ini bersama para dosen, yakni Dra. Sulastiningsih, M.Si. dan Drs. Muhammad Subkhan, M.M. Mereka juga melibatkan dua mahasiswa, Rafif Raditya Muhrizal dan Dimas Rizky Kurniawan, sehingga program ini sekaligus menjadi ruang pembelajaran lintas generasi.
Momen monev pagi tadi menjadi ajang penting untuk menilai sejauh mana program memberi dampak nyata. Hadir sebagai asesor dua akademisi ternama: Prof. Dr. drh. Raden Wisnu Nurcahyo (UGM) dan Prof. Jaka Sriyana, S.E., M.Si., Ph.D. (UII). Keduanya memberikan apresiasi positif setelah melihat langsung hasil produk yang diolah oleh ibu-ibu KWT Tirta Rahayu.
“Kami berharap apa yang telah diberikan oleh Tim Pengabdian Masyarakat STIE Widya Wiwaha bisa bermanfaat, tidak hanya bagi anggota KWT, tetapi juga memberi dampak ekonomi yang lebih luas untuk Padukuhan Grojogan,” ujar Beta Asteria dalam sambutannya.
Sementara itu, Dra. Sulastiningsih, M.Si. menambahkan bahwa semangat para anggota KWT menjadi modal utama keberlanjutan program ini. “Kami melihat antusiasme yang luar biasa dari ibu-ibu KWT. Semoga semangat ini terus dijaga, sehingga ilmu dan keterampilan yang sudah diberikan bisa diaplikasikan secara konsisten demi kemajuan KWT Tirta Rahayu,” ungkapnya.
Kepala Dukuh Grojogan, Roy Hermawan, S.M., turut menyampaikan rasa terima kasih kepada STIE Widya Wiwaha. Ia menilai program ini tidak hanya memberi keterampilan baru, tetapi juga menumbuhkan rasa percaya diri bagi warganya untuk berkembang. “Kami sangat berterima kasih dan memberikan penghargaan setinggi-tingginya kepada STIE Widya Wiwaha yang telah menunjuk Grojogan sebagai sasaran program pengabdian masyarakat tahun ini. Semoga kerja sama ini bisa terus berlanjut dalam program-program berikutnya,” tuturnya.
Kehadiran program ini membuktikan bahwa kolaborasi antara perguruan tinggi dan masyarakat mampu menghadirkan solusi nyata bagi ekonomi lokal. Lebih dari sekadar pelatihan, kegiatan ini membuka jalan bagi KWT Tirta Rahayu untuk naik kelas, dari sekadar produsen rumahan menjadi pelaku usaha yang siap bersaing di pasar digital.
Dengan pendampingan yang berkelanjutan, bukan tidak mungkin olahan sayur segar, nugget, hingga kripik gedebok pisang dari Grojogan akan segera dikenal luas, tidak hanya di Bantul, tetapi juga di Yogyakarta dan bahkan pasar yang lebih besar.Roy(Tyo)