
NASIONALTERKINI. Yogyakarta – Derap kaki kuda berpadu dengan derit roda kayu masih menjadi pemandangan khas di sudut-sudut Kota Yogyakarta. Di tengah ramainya lalu lintas modern, andong tetap bertahan sebagai salah satu ikon wisata yang tak lekang oleh waktu. Wisatawan, dari anak-anak hingga orang tua, tampak menikmati sensasi berkeliling kota dengan kendaraan tradisional ini.
Suasana Malioboro, Kraton, hingga Taman Pintar kerap dihiasi andong yang berjalan beriringan. Wisatawan bisa duduk santai, merasakan semilir angin, sambil memandangi hiruk pikuk kota yang sarat budaya. “Rasanya beda kalau ke Jogja tidak naik andong, pengalaman ini selalu bikin rindu,” ujar Dewi wisatawan asal Bandung yang berkunjung bersama keluarganya.:Rabu:24/09/2025

Bagi anak-anak, naik andong menjadi pengalaman seru yang jarang ditemui di kota besar. Sementara bagi orang tua, andong menghadirkan nostalgia, seakan membawa kembali suasana tempo dulu ketika transportasi tradisional ini masih menjadi sarana sehari-hari.
Tak hanya menyenangkan bagi wisatawan, keberadaan andong juga menjadi berkah tersendiri bagi para kusir. Aktivitas mereka terlihat tak pernah sepi, terutama di musim liburan. “Alhamdulillah, rezeki tetap lancar. Andong masih banyak dicari wisatawan, apalagi kalau malam di Malioboro suasananya tambah ramai,”, salah satu kusir andong yang sudah puluhan tahun menggeluti profesinya.
Rute andong biasanya meliputi kawasan wisata populer seperti Kraton Yogyakarta, Taman Pintar, Alun-Alun Kidul, hingga sepanjang Jalan Malioboro. Tarifnya pun cukup terjangkau, mulai dari Rp100 ribu hingga Rp150 ribu per perjalanan, tergantung jarak dan kesepakatan. Harga ini sebanding dengan pengalaman yang tak bisa digantikan kendaraan modern.
Keberadaan andong bukan sekadar sarana transportasi, melainkan juga bagian dari identitas budaya Yogyakarta. Pemerintah daerah bersama komunitas kusir andong berupaya menjaga kelestariannya, mulai dari perawatan kuda hingga tata kelola lalu lintas agar andong tetap aman digunakan di tengah kota.
Bagi wisatawan yang berkunjung ke Jogja, andong menjadi simbol kehangatan kota ini—ramah, sederhana, namun penuh cerita. Setiap perjalanan dengan andong seolah membawa pesan: Yogyakarta tidak hanya bisa dilihat, tapi juga dirasakan dengan hati.(Tyo)