
NASIONALTERKI. Mekkah, Arab Saudi — Ribuan jamaah haji dari berbagai penjuru dunia terus memadati Masjidil Haram untuk memanfaatkan keutamaan dan pahala beribadah di tanah suci. Selama musim haji, Pemerintah Arab Saudi melalui Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) menyediakan layanan bus shalawat secara gratis guna memudahkan akses jamaah ke Masjidil Haram.
Namun, menjelang puncak haji yang jatuh pada 9 Zulhijah 1446 H atau 5 Juni 2025, PPIH Arab Saudi mengumumkan penghentian sementara operasional bus shalawat mulai Senin, 1 Juni 2025. Meklah Arab Saudi
Kebijakan ini diambil untuk mengatur pergerakan jamaah dan mengurangi kepadatan menjelang pelaksanaan wukuf di Arafah.
Terkait kebijakan tersebut, jamaah haji Indonesia dari Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Hajar Aswat Sleman, yang tergabung dalam kloter 66 embarkasi Solo (SOC), melakukan berbagai persiapan. Salah satu regu, yaitu regu 24 rombongan 6 yang dipimpin oleh ketua rombongan (karom) Muhajir Hanifi, secara rutin mengadakan pertemuan dua kali dalam seminggu di depan kamar hotel.
“Kami mengumpulkan jamaah untuk menyampaikan informasi terkait penghentian layanan bus shalawat mulai 1 Juni. Hal ini sekaligus sebagai upaya mengalihkan fokus ibadah ke dalam hotel sambil menjaga stamina menjelang puncak ibadah,” jelas Muhajir. Ia menekankan bahwa ibadah haji adalah ibadah fisik yang membutuhkan kondisi tubuh yang prima.
Salah satu jamaah, Singgih, asal Yogyakarta yang tergabung dalam kloter yang sama, mengaku telah mulai melakukan ibadah di kamar hotel bersama teman sekamarnya. “Sejak kemarin kami sudah memilih beribadah di kamar untuk mengumpulkan tenaga,” ujar Singgih.
Jarak antara hotel tempat kloter 66 menginap dengan Masjidil Haram diperkirakan sekitar 3 kilometer. Jika memilih menggunakan taksi, jamaah harus merogoh kocek hingga 40 riyal Saudi atau sekitar Rp 200.000 per perjalanan. Pungkas. Singgih.(Tyo)