
NASIONALTERKINI. Yogyakarta — Komitmen mendukung perkembangan fashion berkelanjutan dan regenerasi desainer muda terus ditunjukkan oleh House of LMAR melalui kolaborasinya bersama Grand Diamond Hotel Yogyakarta. Program ini menghadirkan desainer muda berbakat secara rutin setiap bulan, sekaligus menjadi ruang apresiasi bagi karya-karya inovatif yang berakar pada budaya Nusantara.Jumat:26/12/2025
Pada edisi Desember, kolaborasi ini memperkenalkan karya tiga desainer muda, yakni Nur Ihsan, Nikmatul Laily, dan Galang Prita. Acara ini turut dihadiri oleh perwakilan Junior Chamber International (JCI) Jogja serta tamu dari JCI Malaysia, menandai dukungan jejaring internasional terhadap geliat fashion kreatif di Yogyakarta.


Inovasi Batik Sawit Karya Nur Ihsan
Nur Ihsan mengangkat inovasi malam sawit sebagai alternatif ramah lingkungan dalam proses membatik, dengan tajuk perbandingan Malam Sawit vs Malam Parafin.
Malam sawit dibuat dari bahan berbasis kelapa sawit dan limbah alami, sehingga lebih nyaman bagi pernapasan para pembatik. Selain itu, proses pembatikan menjadi lebih lancar saat diaplikasikan dengan canting, serta limbah malamnya dapat diolah kembali menjadi produk turunan seperti keriball.
Sebaliknya, malam parafin yang berbahan dasar parafin dinilai kurang nyaman bagi pembatik karena berpengaruh pada pernapasan dan sering kali tidak stabil saat digunakan, sehingga menghambat proses canting meskipun limbahnya masih dapat diolah ulang.
Inovasi ini terbukti memberikan dampak nyata. Penggunaan malam sawit berhasil meningkatkan penjualan CV Smart Batik Indonesia hingga tiga kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya, sekaligus membuka lapangan kerja bagi sekitar 60 ibu-ibu di Yogyakarta, yang mayoritas berlatar belakang petani dengan tingkat pendidikan rata-rata lulusan sekolah dasar.


Nikmatul Laily: Menjaga Warisan, Menjawab Tren
Sementara itu, Nikmatul Laily menekankan pentingnya menjaga dan mengembangkan warisan budaya tekstil Indonesia seperti batik dan lurik, agar tetap relevan sebagai pilihan busana masa kini dan masa depan.
Ia mengusung misi untuk menghadirkan produk berkualitas dengan harga kompetitif, sekaligus memberikan manfaat nyata bagi konsumen. Kepuasan pelanggan dan hubungan jangka panjang menjadi fondasi utama dalam membangun keberlanjutan brand yang digelutinya.


Galang Prita dan Batik Kontemporer
Berbeda lagi dengan Galang Prita, yang menampilkan konsep batik kontemporer sebagai perpaduan antara tradisi dan inovasi. Karyanya memanfaatkan elemen batik tradisional, namun dikemas dengan pendekatan modern dari sisi desain, material, hingga fungsi busana.
Galang menjelaskan bahwa batik tradisional memiliki motif yang terikat pada pakem daerah, telah ada selama ratusan tahun, sarat makna filosofis, serta dibuat dengan teknik manual yang membutuhkan ketelatenan dan waktu panjang. Melalui pendekatan kontemporer, ia berupaya menghadirkan batik yang lebih adaptif terhadap gaya hidup modern tanpa meninggalkan nilai budaya yang melekat.
Kolaborasi LMAR dan Grand Diamond Hotel Yogyakarta ini menjadi bukti bahwa industri fashion tidak hanya berbicara soal estetika, tetapi juga inovasi, keberlanjutan, serta pemberdayaan masyarakat. Yogyakarta pun kembali menegaskan posisinya sebagai salah satu pusat kreatif fashion berbasis budaya di Indonesia.(Tyo)
Redaksi=terkininasional@gmail.com
