JOGJABERITA -Seiring kembali normalnya aktivitas pariwisata usai melandainya pandemi Covid-19, banyak wisatawan yang akan berkunjung ke Yogyakarta di akhir tahun 2022 tak hanya dari dalam negeri.
Wisatawan mancanegara diprediksi juga akan mulai memadati destinasi-destinasi wisata di Kota Yogyakarta.
Ketua DPC Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Kota Yogya Dian Eka Pemiastuti menjelaskan wisatawan dari negara China mulai banyak berdatangan.
Kondisi ini terjadi pada akhir tahun 2022 hingga awal tahun 2023. Dian menduga hal ini disebabkan oleh pandemi di negara tersebut yang telah melandai.
“Kalau saya dapat informasi dari teman-teman guide Mandarin, China itu tahun depan sudah mulai banyak. Mereka vakum tidak boleh keluar-keluar. Ini saatnya, mereka sudah mulai keluar.
Meski tak menyebutkan jumlahnya secara detail, Dian memastikan permintaan kunjungan wisatawan dari negara lainnya juga meningkat.
Menurutnya, hal ini karena telah adanya penerbangan dari beberapa negara yang langsung menuju ke Yogyakarta (direct flight),”katanya, Senin (5/12).
Dian menambahkan, peningkatan jumlah kunjungan wisatawan juga datang dari negara Amerika ke Kota Jogja. Kondisi ini terpantau terjadi sejak November hingga Desember 2022.
Padahal selama ini, wisatawan dari negara tersebut terbilang jarang untuk berwisata ke Yogyakarta. Bahkan, jika ada pun hanya sekitar 3 persen dari total kunjungan wisatawan mancanegara.
“Ini yang sedikit mengejutkan. Amerika boleh dibilang jarang datang ke Yogya. Kalaupun ada mungkin sekitar 3 persen. Karena memang dari Amerika ke Indonesia sendiri butuh waktu lama. Butuh waktu 23 jam apalagi ke Yogya” ungkapnya.
Sementara itu, menurut Dian kini banyak wisatawan yang mulai melirik Kabupaten Gunungkidul untuk menghabiskan waktu liburan. Disusul oleh beberapa destinasi di Kabupaten Sleman dan Kota Yogya.
Dian mengatakan hingga saat ini ada beberapa destinasi yang selalu ada dalam setiap program kunjungan wisata ke Kota Yogya. Misalnya, Keraton Yogyakarta, Museum Sonobudoyo, dan Malioboro.
“Selalu ada di dalam program. Baik tamu asing maupun domestik. Tidak pernah ketinggalan,” ujarnya.
Dia berharap, para pramuwisata cepat beradaptasi termasuk untuk memahami rute-rute jalan alternatif. Ini sebagai langkah antisipasi atas dampak cuaca buruk yang terjadi beberapa hari terakhir.
“Sudah pasti nanti ada kemacetan. Ditambah juga ada beberapa tempat yang rawan longsor, yang membuat sistem buka tutup jalan.
Ini yang mungkin perlu diantisipasi. Dan sudah kami antisipasi juga dengan teman-teman guide,” ungkapnya. (tio/ong)