JOGJABERITA – Warga RW 05 Kelurahan Mantrijeron memanfaatkan sampah organik untuk dijadikan sebagai pupuk. Caranya dengan memasukkan sampah organik ke dalam lubang biopori. Di sini lubang biopori dibuat jumbo.
Berukuran diameter 80 cm dengan kedalaman dua meter. Hingga kini setidaknya telah ada 24 unit lubang biopori jumbo di Kelurahan Mantrijeron.
Lurah Mantrijeron Bambang Purambono menjelaskan lubang biopori jumbo sebenarnya meniru konsep jugangan. Hanya saja adanya keterbatasan tempat di Kota Jogja, menjadikan lubang bipori dibuat di lorong-lorong kampung.
“Kami modifikasi bukan seperti jugangan pada umumnya. Dimodifikasi tutupnya sedemikian rupa agar bisa dilewati kendaraan,” ujar Bambang, Selasa (17/1).
Bambang mengatakan masyarakat dapat secara mandiri memasukkan sampah organik ke dalam lubang biopori jumbo.
“Tahun ini kami akan mengusulkan kembali pembuatan lubang biopori melalui APBD dan danais. Akan dilaksanakan di RW yang belum,” katanya.
Ketua Kelompok Wanita Tani Subur Makmur Lestari RW 05 Kelurahan Manterijeron Sumarsini menjelaskan warga senang dengan adanya lubang biopori jumbo. Menurutnya ini turut mendukung program yang berjalan di kelompok wanita tani. Dia mengatakan ada 2 unit lubang biopori jumbo di RW 05.
“Targetnya, semua lorong nanti bisa dimanfaatkan untuk budidaya aneka sayuran. Hasil panen lubang biopori bisa dimanfaatkan untuk pupuk dan media tanam sayuran,” ujarnya. (iin/evi)