JOGJABERITA – Pemerintah Kota Yogya terus berupaya menekan angka timbunan sampah. Hal ini sebagai tindak lanjut atas TPA Piyungan yang telah over capacity.
Sejak 1 Januari lalu, masyarakat Kota Yogya hanya diperbolehkan membuang sampah organik dan residu.
Namun, jangan buru-buru dibuang. Cara Winaryati, salah satu warga RT 18 RW 06 Kelurahan Semaki Kota Yogya dalam memanfaatkan sampah organik ini patut ditiru.
Winaryati memanfaatkan losida atau lodong sisa dapur sebagai wadah pembuangan sampah organik berskala rumah tangga.
Losida terbuat dari pralon bekas yang ditancapkan ke dalam pot tanaman.
Sampah sisa dapur lalu dimasukkan ke dalam pralon tersebut. Sampah lama kelamaan akan menghasilkan lindi atau cairan hasil limbah organik.
Lindi ini lantas bisa dimanfaatkan sebagai pupuk organik cair dan akan langsung diserap oleh tanah. Hasilnya, menjadikan tanaman lebih subur.
“Kalau sudah penuh bisa diambil dan dicampurkan ke media tanam, bisa jadi pupuk. Jadi tidak usah membeli pupuk lagi,” katanya Selasa (10/1).
Selain dalam bentuk losida, Winaryati juga mengolah sampah organik menjadi pupuk cair dengan memanfaatkan dua galon bekas yang ditumpuk.
Secara teknis hampir mirip dengan losida. Hanya saja, lindi yang dihasilkan akan tertampung di bagian bawah galon.
“Kalau mau memanfaatkan lindinya ya diambil sesuai dengan takaran itu dicampurkan dengan air. Bisa untuk disiram ke tanaman yang ada di sekitar rumah,” ujarnya.
Kini Winaryati memiliki 3 unit galon tumpuk dan satu unit losida. Seluruhnya hanya dia letakkan di pekarangan rumahnya.
Winaryati juga turut mengajak warga di sekitar lingkungan rumahnya untuk turut membuat losida.
Terhitung sejak setahun yang lalu hingga hari ini, seluruh warga RT 18 RW 06 Kelurahan Semaki telah mempunyai losida.
“Kita membuat gerakan. Berkumpul ibu-ibu satu RT bahkan ada juga dari RT lainnya dan sepakat untuk membuat bareng di rumah saya. Di sini setiap warga sudah punya losida dan galon tumpuk,” katanya.
Dia berharap ke depan semakin banyak lagi masyarakat yang mengetahui tentang manfaat losida. Meski tak mudah, tapi menurutnya pengendalian timbunan sampah bisa dimulai dari rumah.
“Gerakan ini begitu sulit. Tapi kalau dilakukan dengan sungguh-sungguh pasti hasilnya akan bagus. Dan ini program kami asli inisiatif warga mendukung pemerintah dalam pengurangan sampah,” ungkapnya. (ong/eko)