JOGJABERITA– Wabah Penyakit Kaki dan Mulut (PMK) yang masih merebak menjadikan masyarakat kesulitan mendapatkan hewan kurban yang sehat. Permintaan yang tinggi ini menjadi penyebab harga hewan ternak di Kota Yogya juga ikut merangkak naik.
Ketua Kelompok Trihandini Rejo, Maryono menjelaskan, kenaikan harga dinilai cukup signifikan jika dibandingkan dengan harga tahun lalu.
“Sekarang harganya naik karena nyarinya susah, dan banyak yang ke tempat kami. Kami menawarkan harga tinggi, sohibul kurban bersedia,” katanya saat ditemui di Science Theater Taman Pintar, Kamis (23/6).
Maryono menambahkan di kandang kelompok yang berlokasi di Kelurahan Bener, Kemantren Tegalrejo, Kota Yogya telah menjual sebanyak 11 ekor sapi dan 7 ekor kambing. Seluruhnya terjual di wilayah Kota Jogja dengan kenaikan harga yang cukup signifikan.
“Harganya lebih tinggi dari tahun kemarin. Kalau sapi dulu Rp 21 juta, sekarang harganya mencapai Rp 23 juta. Sementara kalau kambing harganya Rp 3 juta sampai Rp 3,5 juta. Ada kenaikan sebesar Rp 500 ribu sampai Rp 700 ribu,” jelasnya.
Sementara itu Kepala Bidang Perikanan dan Kehewanan, Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogya , Sri Panggarti mengatakan jumlah kebutuhan sapi pada Idul Adha tahun lalu mencapai 1.900 ekor. Sementara untuk kambing dan domba mencapai 3.000 hingga 4.000 ekor. Dia menambahkan, sebagian besar pasokan hewan kurban dipenuhi dari luar Kota Jogja.
“Kalau kambing yang siap jual ada sekitar 100-an ekor. Sementara sapi sebetulnya jumlahnya mencapai 90 ekor, tapi ini termasuk sapi perah, pedhet, dan betina. Jadi, sapi yang siap jual ada 26 ekor,” ungkapnya. (tio/red)