JOGJABERITA– Pemerintah Kota Yogya mendorong tiap-tiap RW untuk mempunyai bank sampah. Ini untuk menekan angka timbunan sampah anorganik di depo sampah atau TPST.
Masyarakat bisa menyalurkan sampah anorganik ke bank sampah.
Dalam jumlah tertentu masyarakat bisa mendapatkan keuntungan dalam bentuk uang.
Salah satu bank sampah yang terus aktif hingga saat ini adalah Bank Sampah Ayu RW 06 Kelurahan Semaki Kota Yogya.
Awalnya nasabah tercatat ada sebanyak 40 orang. Namun, angka ini terus bertambah seiring dengan gencarnya sosialisasi terkait sampah oleh Pemkot Yogya.
“Sekarang meningkat, hampir setiap rumah menjadi nasabah,” kata Ketua Bank Sampah Ayu RW 06 Kelurahan Semaki, Cherly Merliana saat ditemui, Selasa (10/1).
Dia mengatakan penimbangan dilakukan sekali dalam satu bulan. Rata-rata sampah yang disetorkan oleh nasabah adalah kardus dan botol-botol minuman bekas.
Selain itu, Bank Sampah Ayu juga mampu mengolah limbah minyak jelantah. Hasilnya berupa lilin dan sabun.
“Gebrakan ini luar biasa. Seterusnya menjadi cita-cita kita bersama, zero sampah di Kota Yogya,” ujarnya.
Salah satu warga RW 06 Kelurahan Semaki murti mengaku rutin menyetorkan sampah anorganik ke bank sampah.
Dia bersama suaminya dengan telaten mengumpulkan sampah-sampah anorganik. Bahkan sekali setor dia mampu mendapatkan rupiah hingga Rp 60 ribu.
“Tidak terasa sebenarnya dari pada dibuang. Dikumpulkan kok ternyata dapat uangnya,” katanya.
Dia berharap Bank Sampah Ayu bisa terus berinovasi mengubah sampah anorganik menjadi barang-barang yang layak pakai. Menurutnya, bank sampah tak bisa berjalan sendiri.
Perlu juga peran aktif dari masyarakat.
“Inovasi, harus sinergi dengan lingkungan. Di suatu wilayah harus mempunyai kader-kader yang sadar sampah. Nanti yang lain akan jalan. Dan ibu-ibu juga yang harus telaten,” ujarnya. (eng/Eko)