Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!

Sendratari Sang Hanoman Hamzah Batik Pukau Pengunjung Malioboro

Sendratari Sang Hanoman Hamzah Batik Pukau Pengunjung yang Berlibur ke Malioboro

Table of contents: [Hide] [Show]

    JOGJABERITA-Pertunjukan sendratari Sang Hanoman yang diselenggarakan Rabu (16/11) malam di lantai 3 Hamzah Batik menjadi daya tarik wisatawan untuk berkunjung ke tempat itu di malam hari.

    Gelaran ini menampilkan sajian cerita legenda kera putih bernama Hanoman yang berupaya menyelamatkan Rama dan Shinta dari Rahwana. Cerita Sendratari Sang Hanoman diadopsi dari cerita wewayangan atau epos Ramayana dan lebih dikenal dengan judul Ramayana. 


    Pertunjukan drama musikal ini semakin menarik karena dikemas dengan tata panggung, efek cahaya, dan backsound yang apik.

    Pengelola sendratari Sang Hanoman, Vicky Pratama mengatakan, pertunjukkan ini menjadi ikon budaya dan suguhan atraksi alternatif bagi pengunjung yang berlibur ke Malioboro. Semua tokoh yang tampil dalam sendratari itu juga merupakan para karyawan setempat.

     “Kita tampilkan setiap Rabu pekan pertama dan ketiga mulai pukul 19.00 – 20.30 WIB, di panggung spektakuler Hamzah Batik lantai 3,” jelasnya.

    Vicky menambahkan tak hanya itu, pengunjung juga dapat menikmati sajian kuliner yang lengkap untuk menemani menonton pertunjukan. Konsepnya ditampilkan dengan nuansa tradisional Jawa. 

    “Selain menu-menu tradisional kita juga tawarkan menu western food. Karena memang selain wisatawan lokal, juga cukup banyak wisatawan mancanegara yang biasa berkunjung ke sini,” pungkasnya.

    Sementara itu salah satu pengunjung asal Bandung Riyanti Rahmawati, 25, menuturkan  saya memang suka seni tradisional yang dibalut dengan penampilan sedikit modern. Memang sering menyaksikan kalau liburan ke Yogya.

    Menurutnya, cerita legenda yang dipunyai Indonesia sangat beragam dan masing-masing punya karakter unik serta nilai moral yang penting untuk disaksikan.

    Selain sebagai sarana hiburan, menonton sendratari dengan mengambil latar belakang cerita legenda disebutnya menjadi salah satu upaya dalam memelihara kearifan luhur budaya. 

    “Karena judulnya Hanoman, mungkin orang akan lebih fokus pada sosok dan karakter yang ditampilkan Hanoman saat dipanggung. Namun ada banyak hal lain yang bisa dilihat dari tokoh-tokoh yang ikut serta. Intinya tetap menarik dan relevan dengan keadaan saat ini,” katanya. (tio/red)

    Share:

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *