NASIONALTERKINI-Ngayogjazz kembali memukau pecinta musik jazz dengan menghadirkan perpaduan harmonis antara irama jazz dan kearifan lokal. Tahun 2024, digelar di Padukuhan Kalimundu, Gadingharjo, Sanden, Bantul, Sabtu (16/11). Mengusung tagline “NgeJazz Tanpa Ngasorake” (bermain jazz tanpa merendahkan), acara ini mengajak masyarakat merayakan musik, budaya, dan kebersamaan secara inklusif.
Kepala Dusun Kalimundu, Srihadi Joko Padmono, menuturkan Pemilihan Padukuhan Kalimundu sebagai lokasi bukan tanpa alasan. Dusun ini dikenal dengan pesona alamnya yang asri serta semangat warganya dalam menjaga kearifan lokal. “Kalimundu memiliki daya tarik unik, mulai dari pengelolaan sampah mandiri hingga keberadaan kebun tanaman obat dan resort dengan arsitektur khas,”ucapnya.
Salah satu board Ngayogjazz, Hattakawa menjelaskan Ngayogjazz memberikan ruang luas, baik secara fisik maupun hati, untuk menyambut ribuan pengunjung.Selain musik, Pasar Jazz yang menjadi bagian dari acara turut menampilkan produk kerajinan, kuliner khas, dan kreativitas UMKM lokal.
“Tahun 2024, ada empat panggung megah dirancang untuk menyajikan penampilan dari musisi lokal hingga internasional. Beberapa penampil yang mengisi acara antara lain Nationaal Jeugd Jazz Orkest (NJJO) feat. Paju Telu, KuaEtnika, Ten2Five, Frau, hingga komunitas jazz seperti Kemisan Jazz (Malang) dan Nyeneni Jazz (Tulungagung),”ucapnya.
Lurah Gadingharjo, Darsana, mengatakan Saya berharap festival ini mampu menarik wisatawan sekaligus menggeliatkan ekonomi warga sekitar.“Meski mayoritas penduduk kami adalah petani, potensi UMKM lokal sangat besar untuk dikembangkan melalui kegiatan seperti ini,” ujarnya.
Adyatama Kepariwisataan Dispar Bantul Markus Purnomo Adi mengatakan, Ngayogjazz berdampak terhadap ekonomi sekitar khususnya penjualan kuliner, sovenir, homestay, dan ojek. Harapannya sebagian penonton sebelum atau sesudah acara berkunjung ke destinasi di Bantul. Tentunya itu sangat dapat membantu menambah pendapatan asli daerah (PAD) pariwisata Bantul.
Apalagi sekarang masih jauh dari target PAD pariwisata sekarang ini. Namun, memang tidak akan sangat berdampak jauh. Kecuali event tersebut memang diselenggarakan di destinasi wisatanya langsung. “Kalau tidak di destinasinya saya yakin ada meski sebagian kecil penontonnya,” sambungnya.
Dengan konsep tanpa tiket, Ngayogjazz berhasil mengundang seluruh lapisan masyarakat untuk menikmati perayaan musik, budaya, dan harmoni.
Sementara itu salah satu pengunjung Olivia Kristian, 25, asal Sleman mengatakan meskipun sempat diguyur hujan, antusiasme untuk melihat Ngayogjazz 2024 tetap tidak surut. Bahkan, hujan dianggap sebagai bagian dari pengalaman yang memperkuat kebersamaan dan keseruan festival. “Awalnya sempat ragu karena hujan, tapi setelah sampai di lokasi, suasananya tetap meriah. Semua orang menikmati musik. Rasanya justru lebih seru karena ada pengalaman tak terlupakan ini,” ujarnya. (xty/wqd)