JOGJABERITA – Pemerintah Kabupaten Sleman memprediksi sebanyak 250 ribu hingga 350 ribu wisatawan akan menghabiskan libur natal dan tahun baru (nataru) di Kabupaten Sleman.
Beberapa objek wisata yang menjadi andalan diantaranya Kaliurang, Tebing Breksi, candi, taman rekreasi buatan, museum, dan desa wisata.
Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo menjelaskan pengelola destinasi wisata mulai bersiap. Diantaranya dengan melakukan kerja bakti “Reresik Kaliurang Rejekine Padang” yang dilaksanakan bersama pelaku wisata dan pelaku usaha.
Beberapa fasilitas di objek wisata andalan juga disiapkan. Misalnya flying fox di kawasan Bukit Klangon sepanjang 50 meter. Ada juga jip wisata sebanyak seribu armada di lereng Merapi dan 65 armada di Tebing Breksi yang telah dipastikan dalam kondisi prima.
“Di objek wisata telah disiagakan petugas, pengelola, pengamanan, dan pemandu wisata untuk memberikan pelayanan kepada pengunjung,” kata Kustini saat jumpa pers di Obelix Village, Senin (19/12).
Kepala Dinas Pariwisata Sleman Ishadi Zayid mengatakan tak akan melakukan pembatasan wisatawan. Meski demikian, inisiatif pengelola wisata sangat diperlukan.
Prediksi angka 250 ribu hingga 325 ribu wisatawan dia dapatkan dengan memperhatikan tren kunjungan wisatawan saat libur sekolah dan libur hari besar.
Utamanya di Kaliurang, Candi Prambanan, dan Tebing Breksi. “Ini angka yang rasional untuk libur natal dan tahun baru,” kata Ishadi.
Momen libur nataru ini juga diharapkan tak menjadi ajang aji mumpung bagi para pengelola wisata untuk meraup keuntungan.
Dia mengimbau pungutan retribusi dilakukan sesuai dengan aturan.
Jangan sampai nuthuk dan memberatkan wisatawan. Jika sampai terjadi, Ishadi khawatir nama baik Kabupaten Sleman sebagai jujugan wisata akan tercoreng.
Bagi wisatawan yang menemui adanya ketidakwajaran harga retribusi juga diharap untuk melapor. Laporan selanjutnya akan diverifikasi dan dikonfirmasi langsung kepada pengelola wisata.
Tentunya dengan menyertakan detail lokasi yang memungut retribusi terlalu tinggi.
“Lebih baik menerapkan tarif wajar tapi kunjungannya meningkat. Daripada hari ini pendapatan besar tapi wisatawan kemudian kapok,” tegasnya. (ang/eko)