Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!

Sebagai Wilayah Berpotensi Bencana Alam,  Warga Wedomartani  Gelar Simulasi Penanggulangan Kebencanaan 

oppo_0

NASIONALTERKINI– Kalurahan Wedomartani Kapanewon Ngemplak Sleman Kamis (25/7) menggelar Simulasi Penanggulangan Kebencanaan Alam di lapangan Wedomartani.

oppo_0

Kamituwo Kalurahan Wedomartani Mujiburrohman menjelaskan Skenario dalam simulasi ini detik-detik fenomena alam angin kencang sedang melanda wilayah pemukiman Kalurahan Wedomartani Kapanewon Ngemplak Sleman.

Warga yang tengah menikmati aktifitas sehari-hari mendadak panik saat angin kencang yang digambarkan melalui selembar kain hitam,secara tiba-tiba datang berputar’putar, tak lama kemudian pepohonan tumbang dan rumah penduduk rusak, sehingga menimbulkan korban luka dari warga yang tengah berada di rumah akibat tertimpa reruntuhan material rumah.

Mendapat laporan kejadian alam itu, puluhan relawan yang tergabung dalam Amarta Siaga  langsung bertindak dengan cepat, mulai dari penangganan medis yakni memberikan pertolongan kepada korban luka dengan membawanya menggunakan mobil ambulan menuju rumah sakit  terdekat.

Sementara relawan lainnya melakukan penangganan evakuasi material di wilayah terdampak mulai dari memotong batang pohon yang melintang di tengah jalan dan material rumah yang rusak, adapun dalam mengamankan lokasi dari aksi kriminal  seperti pencurian juga dilakukan salah satunya menangkap seorang pencuri saat melakukan aksi pencurian di wilayah terdampak angin kencang, sedangkan penangganan lain yang di siapkan adalah logistik di dapur umum. “Simulasi ini menjadi salah satu edukasi dalam menyiapkan penanganan kebencanaan di wilayah Kalurahan Wedomartani,”jelasnya.

Mujiburrohman menambahkan Dalam simulasi ini juga  dikukuhkan sebanyak  50 orang pengurus  Kampung Siaga oleh Bupati Sleman Kustini Sripurnomo. “Tujuannya agar masyarakat sudah siap secara mental maupun penangganan teknisnya sebagai wilayah yang berpotensi terjadi bencana alam mulai dari anginputing beliung, tanah longsor, kebakaran dan bencana Gunung Merapi, karena daerah berjarak 20 Kilometer dari puncak Gunung Merapi,”katanya. (eng/vio)

Share:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *