Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!

RSUP Sardjito Ungkap Terkait Temuan Kasus Gagal Ginjal Akut Pada Anak

RSUP Sardjito Ungkap Terkait Temuan Kasus Gagal Ginjal Akut Pada Anak

JOGJABERITA-Beberapa waktu lalu Dinas Kesehatan (Dinkes) DIY merilis adanya temuan kasus gagal ginjal akut progresif atipical yang terjadi pada anak. 

Total ada 13 kasus yang ditemui. Sebanyak 3 anak sembuh, 4 anak masih dalam perawatan dan menjalani prosedur cuci darah di RSUP Sardjito. Sementara 6 lainnya dinyatakan meninggal dunia.

Dokter Spesialis Anak RSUP Sardjito Kristia Hermawan menjelaskan penderita gagal ginjal akut ini memiliki rentang usia 7 bulan hingga 13 tahun.

Penyebab dari penyakit ini masih dalam proses investigasi IDAI dan Kementerian Kesehatan RI. Kristia mengatakan rata-rata penderita datang ke rumah sakit dalam kondisi tingkat keparahan derajat ketiga. 

Penderita juga sudah mengalami gangguan kesehatan lain. Misalnya, gangguan hati dan gangguan pernapasan.

Kristia menambahkan satu anak meninggal dunia asal Kabupaten Bantul bahkan diketahui masih berusia 7 bulan.

Dia juga memastikan tak ada makanan lain yang dikonsumsi anak tersebut selain ASI dan MPASI. Orang tua sang anak juga tak pernah memberikan makanan pengganti ASI kemasan.

“Ketika sudah ada kondisi gagal ginjal ini yang paling berat disertai dengan gangguan di organ lain juga. Ginjal itu fungsinya untuk mengeluarkan cairan.

Kalau cairan tidak dikeluarkan dari tubuh dia akan menumpuk di paru-paru, itu juga bisa membuat napas menjadi sesak. 

Pasien datang dalam kondisi seperti itu,” ujarnya saat jumpa pers di RSUP Sardjito, Rabu (19/10).
Pakar Nefrologi Anak RSUP Sardjito Retno Palupi mengimbau para orang tua untuk memperhatikan produksi urin anak-anak. 

Umumnya gagal ginjal akut diawali dengan gejala demam, batuk, pilek, dan diare. Namun, pada kasus gagal ginjal akut ini disertai dengan penurunan produksi urin dalam waktu yang cepat.

Dia memastikan saat ini IDAI dan Kemenkes RI sedang mencari faktor penyebab terjadinya gagal ginjal akut pada anak. 

Upaya ini dinilai tak mudah sehingga membutuhkan waktu yang cukup panjang.
“Penyakit ini tidak mudah diatasi pada anak-anak.

Karena mereka masih kecil dan membutuhkan recovery yang lebih panjang. Beberapa anak memang sudah sembuh. Namun kita masih perlu berhati-hati,” katanya. (ong/red)

Share:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.