NASIONALTERKINI– Dosen Manajemen FEB UGM I Wayan Nuka Lantara mengatakan Sebanyak 960.000 orang dari kalangan mahasiswa se-Indonesia terlibat dalam judi online (judol). Permasalahan ini, harus diselesaikan oleh lintas sektor. “Preventif utama dan pertama tentu dari diri sendiri, individu yang main judi online tersebut,”ujarnya Senin (25/11).
I Wayan Nuka Lantara menjelaskan Kecanduan judol, dapat berimbas pada hal negatif lainnya. Seperti melakukan pinjaman online (pinjol) yang dinilai sebagai alternatif penyelesaian. Sebab, judol menyebabkan pelaku adiksi dan sulit dihentikan. “Padahal itu lingkaran setan yang tidak berujung, orang kalah main judol, larinya ke pinjol, bahkan mungkin melakukan tindakan kriminal untuk bisa dapat uang,” ungkapnya.
I Wayan Nuka Lantara menuturkan Saya mengimbau pihak kampus, untuk terus memonitor para mahasiswanya. Disebutkan, FEB UGM sendiri juga sudah berupaya untuk melakukan tracer. “Pendekatannya melalui ketua angkatan, kami coba bantu carikan jalan keluar sekaligus edukasi, ada beberapa kasus yang akhirnya terselesaikan dan benar-benar berhenti,” sebutnya.
I Wayan Nuka Lantara menambahkan Selain edukasi, menginvestigasi dan menangkap para bandar perlu dilakukan oleh pemerintah. “Memblokir situs itu bukan solusi, karena bisa dibuka lagi dan malah lebih banyak,” lontarnya.
Sementara itu, salah satu mahasiswa yang pernah mencoba judol adalah M Farhan. Mahasiswa salah perguruan tinggi swasta (PTS) di Jogja ini mengaku, keinginannya mencoba datang dari lingkup pertemanannya. “Teman-teman kuliah waktu itu pada main, akhirnya coba beberapa kali, untung tidak sampai keterusan,” kenangnya. (sdy/wqa)