NASIONALTERKINI-Prihatin melihat jumlah populasi penyu yang kian menurun di alam, seorang petani asal Padukuhan Bugel II, Kalurahan Bugel, Kapanewon Panjatan, Kulonprogo, berinisiatif melakukan penangkaran penyu secara mandiri. Dengan memanfaatkan lahan sempit di pekarangan belakang rumahnya, ia rela mengeluarkan biaya pribadi demi melestarikan satwa langka ini.
Nuryanto, seorang petani cabai yang dulunya dikenal sebagai pemburu penyu, kini beralih menjadi pelestari. Sejak tahun 2017, ia menghentikan aktivitas memburu penyu untuk diperjualbelikan atau dikonsumsi, setelah menyadari ancaman terhadap kelangsungan hidup hewan ini di alam liar. Berbekal pengetahuan dan peralatan sederhana, Nuryanto aktif mencari sarang telur penyu, khususnya jenis penyu lekang, untuk ditetaskan di lingkungan yang lebih aman.
“Jika dibiarkan di pantai, telur-telur penyu sering kali hilang atau rusak, baik karena kondisi alam maupun ulah manusia. Saya memilih menangkarkan telur-telur ini agar peluang menetasnya lebih besar,” katanya Kamis (21/11).
Tidak jarang, Nuryanto membeli telur penyu dari para nelayan untuk diselamatkan. Ia juga harus merogoh kocek pribadi untuk kebutuhan pakan tukik dan biaya perawatan lainnya. Meski begitu, hasil usahanya tidak sia-sia. Kini, rata-rata 600 tukik berhasil menetas setiap bulan dan dilepaskan kembali ke laut. Dalam setiap kegiatan pelepasan tukik, Nuryanto melibatkan berbagai pihak sebagai upaya edukasi tentang pentingnya konservasi penyu.
Saya berharap generasi mendatang masih bisa melihat keberadaan penyu di alam. Saya ingin melestarikan penyu agar anak cucu kita tahu seperti apa wujud penyu, bukan hanya cerita. Saya mengelola ini secara swadaya, tapi jika ada bantuan, tentu saya terima, terutama untuk biaya perawatan. Meskipun harus mengorbankan waktu, tenaga, dan biaya. “Saya merasa bahagia karena dapat turut menyelamatkan penyu di sekitar kawasan pantai tempat tinggalnya. Baginya, kelestarian penyu adalah warisan berharga untuk masa depan,”katanya. (cvb/ghj)