Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!

Permintaan Telur Turun Saat Ramadan, Melonjak 3x Lipat Mendekati Lebaran

JOGJABERITA

JOGJABERITA – Disaat permintaan kebutuhan pokok mengalami kenaikan, komoditas telur justru cenderung mengalami penurunan permintaan. Setyawan, owner salah satu distributor telur ayam di Sleman mengatakan saat pertengahan Ramadan ini dia hanya menyalurkan sebanyak 5 ton telur. Padahal normalnya kebutuhan telur di Sleman mencapai 10 ton.

“Permintaan saat ini sepi. Khusus Jogja sepi karena tidak ada wisata, hajatan, warung-warung tutup. Jadi hanya konsumen belanja. Normal, cenderung turun,” katanya ditemui di outlet Yogya Telor Jongke, Sendangadi, Mlati, Sabtu (8/4).

Setyawan mengatakan permintaan telur baru akan meningkat mendekati lebaran. Paling tidak seminggu sebelum lebaran. Setyawan mengaku kebanyakan konsumennya datang dari pelaku usaha hotel hingga pabrik roti. Mereka sering kali meminta stok telur selama satu minggu untuk disediakan dalam satu hari. Ini yang membuatnya kewalahan.

“Kalau lebaran bukan kurang, tapi biasa permintaan seminggu diminta hari ini. Jadi seolah-olah permintaan banyak. Misalnya hotel, pabrik roti, butuh untuk seminggu karena manajemen libur, pesen sekarang untuk 7 hari,” jelasnya.

Untuk menanggulangi kondisi tersebut, mau tidak mau Setyawan harus mengambil telur dari daerah lain. Biasanya harga dari daerah lain sudah tinggi, sehingga dia menjual dengan harga yang tinggi pula. Permintaan telur akan terus meningkat hingga tiga hari jelang lebaran. Bahkan dalam masa tiga hari tersebut permintaan telur bisa mencapai 3 kali lipat dari hari biasa.

“Kalau hari biasa 10 ton. Kalau pas lebaran 3 hari 30 ton setiap hari selama 3 hari saja tidak lama. Yang bikin panik di situ,” katanya.

Setyawan mengatakan permintaan telur paling banyak datang dari Kabupaten Sleman. Bahkan 50 persen dari keseluruhan permintaan telur berasal dari Sleman.

Kini harga telur di tingkat distributor dibanderol dengan harga Rp 24 ribu/ kg. “Kalau menjelang lebaran bisa sampai Rp 27 ribu/ kg. Naiknya 10 persen,” ungkapnya.

Wakil Bupati Sleman Danang Maharsa menyebut naiknya harga bahan pokok merupakan bagian dari mekanisme pasar. Dia memastikan stok bapok aman hingga lebaran mendatang. Untuk itu, masyarakat diminta untuk tetap bijak dalam berbelanja.

“Pemenuhan mejelang idul fitri di Sleman masih tahap aman. Masyarakat tidak perlu khawatir, tidak berlebihan dalam belanja. Itu biasanya hukum pasar Di setiap daerah mengalami kenaikan, harga tinggi. Harapan kami kalaupun naik tidak terlalu tinggi,” ungkapnya. (tyo/ang)

Share:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *