NASiONALTERKINI.Yogyakarta kembali semarak dengan gelaran Ruwatan Kali Opak, tradisi syukur yang berlangsung meriah di tepian sungai dan mengundang antusiasme masyarakat. Agus Budi Rachman selaku Ketua GIPI DIY,Mengatakan bahwa acara ini sudah berlangsung minggu 03 November 2024 ,ini acara ini mempunyai peran penting dalam memperkuat daya tarik wisatawan untuk berkunjung. “Ini adalah bentuk syukur masyarakat atas karunia alam yang kita miliki. Tradisi ini tidak hanya melestarikan keindahan sungai, tetapi juga mempererat kebersamaan dan semangat gotong royong.Senin:04/11/2024 di Yogyakarta
Selanjudnya Agus menjelaskan prosesi dimulai dengan arak-arakan gunungan hasil bumi yang disiapkan dengan penuh khidmat. Gunungan, berisi aneka sayuran dan buah hasil panen warga, diarak menuju sungai sebagai simbol rasa syukur kepada Sang Pencipta. Momen perebutan gunungan oleh warga pun berlangsung dengan lancar, mencerminkan semangat berbagi dan kebersamaan yang telah menjadi bagian dari budaya setempat.Ungkap:Agus
“Gunungan hasil bumi ini bukan sekadar simbol, tetapi pengingat bahwa alam adalah berkah yang harus kita jaga,” tambah Agus. Ia berharap kegiatan ini dapat menginspirasi generasi muda untuk menjaga lingkungan dan menghormati warisan leluhur. “Melalui Ruwatan Kali Opak, kita tanamkan nilai syukur dan pentingnya harmoni dengan alam,” ujarnya
.
Rangkaian acara semakin meriah dengan pertunjukan seni tradisional, mulai dari tarian, musik gamelan, hingga doa bersama, yang menciptakan suasana hangat dan penuh makna. Acara ini diharapkan mampu mendukung pengembangan pariwisata berbasis kearifan lokal. “Kami ingin wisatawan merasakan kekayaan budaya serta keindahan alam Yogyakarta,” tutup Agus.
Sementara Sulistiono dari GIPI membidangi Pariwisata menyampaikan tradisi Ruwat Alas Opak yang sudah digelar di Desa Wisata Kali Opak 7 Bulan, Dusun Dalem Tamanmartani Kalasan Sleman Yogyakarta. Acara ini disambut dengan semangat kebersamaan yang tinggi, melibatkan berbagai elemen masyarakat, termasuk aparat desa, TNI-Polri, pemerintah kabupaten, Keraton Ngayogyakarta, hingga anggota DPRD. “Dukungan semua pihak menunjukkan semangat gotong royong dan saling menghormati,” Papat: Sulistiono.
Ruwat Alas Opak adalah wujud “Memayu Hayuning Bawono,” yang mencerminkan upaya melestarikan alam dan budaya. Prosesi diawali dengan merti desa dan kirab budaya, termasuk kirab hasil bumi sebagai simbol rasa syukur atas limpahan berkah. Tradisi ini menghidupkan nilai-nilai luhur masyarakat, mencerminkan keikhlasan dan persatuan yang terjaga.
Nama “Kali Opak 7 Bulan” memiliki makna khusus, terinspirasi dari tradisi mandi wanita hamil saat usia kandungan tujuh bulan, melambangkan harapan akan kelancaran persalinan. Kini, semangat melestarikan budaya semakin kental, dengan harapan obyek wisata ini terus berkembang dan menarik minat wisatawan untuk menikmati kekayaan alam serta budaya yang istimewa.Pungkas :Sulistiono(Tyo)