NASIONALTERKINI-Jaringan GUSDURian Rabu (14/11) menggelar Simposium Beda Setara di Convention Hall Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga, Yogyakarta.
Koordinator Sekretariat Nasional Jaringan GUSDURian, Jay Akhmad mengatakan simposium ini bertujuan memperjuangkan Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (KBB) sebagai hak konstitusi yang harus dijamin, tidak hanya dalam bentuk harmonisasi semata.
Simposium ini menghadirkan tokoh agama, praktisi KBB, dan civitas akademika untuk merumuskan strategi baru serta rekomendasi bagi penguatan gerakan KBB di Indonesia.Kami meyakini ini menjadi salah satu upaya bagaimana isu KBB harus terus dikampanyekan, dibicarakan banyak orang.
“Kami berharap dapat menjadi ruang untuk memperdalam, memperluas, dan memperkuat jaringan gerakan KBB. Ada tiga hal yang dilakukan, memperdalam di tingkatan basis, memperluas di tingkatan jejaring, dan memperkuat di level kebijakan,” paparnya.
Rektor UIN Sunan Kalijaga, Noorhaidi, menyatakan bahwa semangat “Beda Setara” yang digagas Jaringan GUSDURian telah menjadi nilai yang lekat dengan UIN Sunan Kalijaga “Ketika gagasan penyelenggaraan ini disampaikan kepada saya, saya langsung menyambut baik dan mendukung 100 persen penyelenggaraan ini, karena DNA UIN Sunan Kalijaga adalah Beda Setara,”ucapnya.
Sementara itu, Direktur Jaringan GUSDURian Alissa Wahid menyampaikan bahwa urgensi menggaungkan isu KBB di ranah publik. Ia menyebut, gagasan Bhineka Tunggal Ika belum sepenuhnya tercermin dalam perlindungan hak beragama bagi seluruh warga negara.
“Kita selalu membanggakan slogan Bhineka Tunggal Ika, namun realitanya pemenuhan hak beragama belum merata. Dengan simposium ini, kita berharap dapat mempertajam strategi untuk mencapai pemenuhan hak warga negara yang utuh,” tegasnya. (crt/qsd)