JOGJABERITA – Untuk memenuhi kebutuhan pasar, Universitas Islam Indonesia (UII) kembali meresmikan tiga program studi (prodi) barunya. Ketiganya adalah program Magister Statistika, Magister Rekayasa Elektro, dan Doktor Rekayasa Industri.
Rektor UII Fathul Wahid menuturkan peresmian ketiga prodi baru ini menambah jumlah prodi secara keseluruhan di UII. Kini UII memiliki 56 prodi. Terdiri dari 26 prodi sarjana, satu prodi D3, dan 3 prodi sarjana terapan. Ada juga 3 prodi profesi, 17 prodi magister, dan 6 prodi doktor.
“Ini sudah agak lama, beberapa ronde. Setelah kami perbaiki, kami lengkapi, hingga visitasi lapangan Alhamdulillah ketiganya bisa dikeluarkan SK-nya,” ujar Fathul ditemui di Gedung Sardjito UII, Minggu (9/4).
Dia menambahkan ketiga prodi baru ini didesain untuk memiliki kekhususannya masing-masing. Tujuannya untuk memenuhi kebutuhan pasar. Pemilihan kekhususan pada masing-masing prodi ini juga menurutnya menjadi tahapan paling sulit.
Hal ini karena nantinya akan berkaitan dengan akumulasi kecakapan secara internal dan tuntutan perubahan.
“Bisa jadi kami merespon pasar, kebutuhan, tetapi kami tidak punya akumulasi pengetahuan. Kan jadi masalah. Kami berharap itu unik di satu sisi, juga penting untuk publik,” katanya.
Fathul optimistis ketiga prodi baru ini akan mendapat atensi yang baik dari masyarakat. Bahkan, pada hari pertama dikeluarkannya SK saja, sudah ada beberapa pendaftar yang mendaftarkan diri. Misalnya program Doktor Rekayasa Industri telah ada 7 pendaftar. Rencananya ketuju pendaftar akan diseleksi. Sementara untuk prodi Magister Rekayasa Elektro ada 7 pendaftar dan Magister Statistika ada 4 pendaftar.
“Saya yakin ini akan mendapatkan respon bagus karena program serupa di PTN tidak banyak. Kami membantu pemerintah untuk menambah pilihan yang ingin melanjutkan program Magister Statistika, Rekayasa Elektro, dan Doktor Rekayasa Industri,” ungkapnya.
Kepala LLDikti Wilayah V Yogyakarta Aris Junaidi menyampaikan apresiasi atas diresmikannya dua program magister dan satu doktoral di UII. Dia mengatakan ketiga prodi tersebut memiliki keunikan masing-masing. Misalnya, program Doktor Rekayasa Industri dengan kekhususan pada problem base yang kurikulumnya dikaitkan dengan tantangan revolusi industri 4.0.
“Jadi ini menarik. Saya kira LLDikti mendukung kalau ada prodi-prodi yang dibuka, yang bisa menghadapi tantangan peradaban nantinya. Makanya kami berikan rekomendasi. Alhamdulillah dalam waktu dekat bisa lolos, mendapatkan izin langsung dari menteri,” katanya.
Selanjutnya, Aris mengungkapkan UII memiliki waktu hingga dua tahun ke depan untuk mengajukan status akreditasi.
“Begitu prodi dibuka itu mendapatkan akreditasi minimum. Lalu punya kewajiban setelah 2 tahun harus diajukan untuk mendapatkan status akreditasi,” ungkapnya. (ong/ang)