Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!

Penjual Kue Kering di Sleman Kebanjiran Orderan, Hingga Seribu Toples

JOGJABERITA

JOGJABERITA Dua tahun terakhir geliat usaha kue kering terlihat lesu. Ini karena biasanya kebanyakan orang bersilaturahmi bersama keluarga maupun tetangga dengan membawa hampers berupa kue kering.

Namun, kegiatan ini terpaksa terhenti lantaran pada saat itu pandemi Covid-19 tengah merebak. Ramadan dan lebaran tahun ini menjadi titik baliknya.

Nampaknya ini menjadi momentum berputarnya kembali roda perekonomian bagi para pelaku UMKM. Termasuk bagi para pelaku UMKM kuliner kue kering di Kabupaten Sleman.

Salah satunya adalah Rahayu Dwi Astuti, pengusaha kue kering yang merupakan warga Nogotirto, Gamping, Sleman. Tutik, sapaannya, mengaku terjadi peningkatan pesanan yang luar biasa drastis jika dibandingkan dengan tahun lalu. Beberapa orderan bahkan terpaksa dia tolak karena keterbatasan waktu dan tenaga.

Untuk Ramadan dan lebaran tahun ini, dalam sehari saja pesanan yang masuk mencapai lebih dari 50 toples. Baik dari konsumen langsung maupun pesanan dari para reseller. Tutik terhitung telah menerima orderan sebanyak 800 toples dan siap diantar kepada pemesan. Namun, diperkirakan orderan ini akan terus bertambah hingga mendekati hari raya Idul Fitri.

“Usaha kue lebaran ini sudah sekitar 20 tahun, tapi kami buat setiap lebaran dan natal. Tahun ini, wah sampai menolak, meningkat sangat drastis ya signifikan. Estimasi saya bisa sampai di atas 1.000 karena memang banyak peminat di lebaran ini. Saat ini lebih tinggi dibanding tahun kemarin,” katanya, Selasa (18/4).

Ada berbagai jenis kue kering yang dijual oleh Tutik. Misalnya, kue nastar, putri salju, kastengel, kue coklat, sagu keju, dan berbagai kue kering lainnya. Masing-masing dibanderol dengan harga yang bervariasi.

Tiap toplesnya, kue coklat dibanderol dengan harga Rp 35 ribu, nastar Rp 55 ribu, dan kastengel Rp 65 ribu. Untuk menyelesaikan pesanan, Tutik dibantu oleh 8 orang karyawan. Untuk memperluas pasarnya, Tutik juga menjual kue kering buatannya secara online. “Ada juga pelanggan dari luar kota seperti Klaten dan Solo,” katanya.

Salah satu pelanggan, Diaz mengaku membeli kue kering dari jauh-jauh hari. Ini lantaran kue kering buatan Tutik sangat laris. Sehingga dia takut kehabisan.

Dia mengatakan setiap tahun selalu memesan kue kering yang dibuat oleh Tutik. Menurutnya, rasanya pas dan harganya juga terbilang terjangkau.

“Saya kalau lebaran memberi hampers kepada teman sahabat saudara di sekitar saya. Saya ke sini untuk membeli kue Bu Tutik ini yang sudah menjadi langganan.

Persiapan, kue bu tutik ini sangat laris jadi takut tidak kebagian jadi memang harus jauh-jauh hari,” ungkap Diaz. (een/ety)

Share:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *