Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!

Pemkot Yogyakarta Imbau Pedagang Banderol Harga Telur Maksimal Rp 29 Ribu/ Kg

Pemkot Yogyakarta Imbau Pedagang Banderol Harga Telur Maksimal Rp 29 Ribu/ Kg

JOGJABERITA-Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Yogyakarta mengimbau para pedagang untuk menjual telur ayam broiler maksimal dengan harga Rp 29 ribu/ kg.

Disdag Kota Yogyakarta memastikan harga telur ayam melalui distributor hanya berada di harga Rp 27 ribu/ kg.

Analis Kebijakan Ahli Muda Kelompok Substansi Ketersediaan dan Pengendalian Harga Disdag Kota Yogyakarta Evi Wahyuni mengatakan telur di kios Segoro Amarto dijual dengan harga Rp 28 ribu/ kg.

Menurutnya, ini akan menjadi pertimbangan para pedagang agar mematok harga yang setidaknya sama.


“Kalau mereka tetap bertahan di angka tinggi, tidak akan laku telurnya. Banyak masyarakat yang kemudian beli di kios Segoro Amarto. 
Ini otomatis akan menurunkan harga yang di luar,” jelas Evi Senin (12/12).

Evi menambahkan pihaknya memberikan fasilitas kepada para pedagang untuk mendapatkan telur dengan harga lebih rendah. 

Caranya adalah dengan menggelar operasi pasar di pasar-pasar rakyat. Upaya ini juga dilakukan untuk menekan terjadinya kenaikan harga. 

Evi mengungkapkan kegiatan ini gencar dilakukan sejak bulan Desember ini. Mulanya, operasi pasar ini hanya digelar di tiga pasar pantauan di Kota Yogyakarta.

Tepatnya di Pasar Beringharjo, Demangan, dan Kranggan. Namun kini operasi pasar juga dilakukan di tujuh pasar lainnya di Kota Yogyakarta. 

Melalui gelaran ini, Evi mengatakan para pedagang diberi subsidi sebesar Rp 1.700/ kg per komoditas. Sehingga, diharapkan para pedagang juga tak mematok harga yang tinggi.

“Pedagang pasar kami berikan list harga dari masing-masing distributor. Nanti mereka mengisi list itu.

Kemudian distributor akan langsung dropping ke lokasi pasar. Total ada 10 distributor yang kami gandeng,” katanya.

Jelang momen natal dan tahun baru, Evi memastikan stok kebutuhan pokok di Kota Yogyakarta dalam kondisi aman. Dia mengimbau masyarakat untuk berbelanja secukupnya.

Pembelian yang berlebihan dikhawatirkan akan memicu terjadinya kelangkaan barang dan kenaikan harga.

“Meskipun kebutuhan memang tinggi jelang nataru, tapi kami minta masyarakat untuk tidak pannic buying.

Kalau untuk stok, insya Allah di Kota Yogyakarta aman. Tapi tergantung pola konsumsi masyarakat,” imbaunya. (ang/red)

Share:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *