JOGJABERITA – Untuk menekan harga kebutuhan pokok menjelang hari raya Idul Fitri, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Perindag) Sleman kembali menggelar pasar murah. Nantinya pasar murah akan dilaksanakan secara bertahap di 17 kapanewon di Sleman. Mulai dari tanggal 4-12 April 2023.
Kepala Bidang Usaha dan Perdagangan Dinas Perindag Sleman Kurnia Astuti menuturkan berbagai komoditas dijual dengan harga distributor. Misalnya beras premium, beras medium, minyak goreng, telur, gula pasir, dan terigu.
Beras medium tersedia sebanyak 150 ton, beras premium 50 ton, gula pasir 10 ton, terigu 25 ton, minyak goreng 10 ton, telur 10 ton, dan ayam serta ikan dori 5 ton. Masing-masing kapanewon mendapat jatah 400 paket.
“Hari ini di 3 lokasi. End user adalah msyarakat umum ber-KTP Sleman. Atau sudah menetap di Sleman,” ujar Kurnia ditemui di Kantor Kapanewon Ngaglik, Selasa (4/4).
Kurnia menambahkan, menjelang hari raya idul fitri telah terjadi gejolak kenaikan harga bahan pokok. Ini lantaran permintaan yang terus berangsur meningkat. Beberapa bahan pokok yang memiliki kecenderungan untuk naik harganya adalah telur, daging ayam, dan bawang putih.
Meski demikian, sementara kenaikan terpantau belum tinggi, yakni berkisar Rp 500. Dia memprediksi harga bahan pokok akan terus naik sampai lebaran. Baru akan berangsur turun usai lebaran.
“Kami deteksi puncak kenaikan harga di sekitar H-3 (lebaran). Terutama daging ayam, sapi, telur, untuk kebutuhan hari H lebaran itu yang memang agak naik,” katanya.
Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo mengatakan pihaknya tak memungkiri adanya kenaikan harga bahan pokok menjelang idul fitri. Namun, dia memastikan ketersediaanya aman dan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat saat idul fitri. Untuk itu dia mengimbau masyarakat untuk berbelanja seperlunya.
“Biasanya permintaan pada bulan Ramadan dan idul fitri meningkat. Rata-rata permintaan meningkat, sehingga stok masih ada dan kita membantu bagi masyarakat,” katanya.
Salah satu warga Ngaglik, Margareta mengaku senang dengan digelarnya operasi pasar. Beras yang dia beli memiliki selisih harga jika dibandingkan dengan di pasar. Dia berharap, gelaran serupa bisa terus dilaksanakan kedepannya.
“Ya lumayan, lebih murah daripada di toko. Ini hanya beli beras saja. (Harganya) beda sedikit. Kalau di pasar Rp 12.500 di sini Rp 12 ribu,” katanya. (ang/tio)