Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!

Pembangunan Masyarakat Desa Berbasis Filosofi Memayu Hayuning Bawono Untuk Kesejahteraan Bersama

NASIOALTERKINI.Dalam sebuah acara pemberdayaan masyarakat yang digelar oleh Dinas Pertanahan dan Tata Ruang Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Agus Budi Rachmanto, salah satu narasumber, mengatakan pentingnya filosofi Memayu Hayuning Bawono sebagai landasan untuk membangun desa demi kesejahteraan bersama. Acara yang berlangsung di Ruang Adhikari, Kamis pagi ini, membahas pentingnya pembangunan berkelanjutan yang melibatkan seluruh elemen masyarakat.Kamis:12/09/2024 Jam:09.00 WIB di Ruang Adhikari Dinas Pertanahan dan Tata Ruang DIY

Filosofi Memayu Hayuning Bawono berasal dari kebudayaan Jawa, yang bermakna memperindah atau menjaga kelestarian dunia. Dalam konteks ini, masyarakat diharapkan menjaga keharmonisan alam dan turut serta dalam proses pembangunan melalui gotong royong. Agus menekankan bahwa keberhasilan pembangunan desa terletak pada partisipasi aktif warga dan kolaborasi antar pihak, termasuk pemerintah dan sektor swasta.Tutur:Agus

“Di Daerah Istimewa Yogyakarta, kita bisa melihat contoh nyata bagaimana desa-desa sudah tertata dengan baik, mulai dari Sleman dengan Gunung Merapi-nya, Kulon Progo dengan Pegunungan Menoreh, hingga Gunungkidul dengan adat Bersih Desa-nya,” ujar Agus. Ia juga menambahkan bahwa semua pembangunan harus mempertimbangkan keberlanjutan lingkungan dan menjaga kearifan lokal.

Desa-desa di Yogyakarta memiliki potensi besar, mulai dari sektor pertanian, pariwisata, hingga kerajinan lokal. Dengan sumber daya alam yang melimpah dan budaya yang kaya, banyak desa yang berpeluang untuk berkembang lebih lanjut, misalnya melalui perkebunan salak, destinasi wisata alam, dan kesenian tradisional.Jelasnya

Pemberdayaan menjadi kunci untuk memaksimalkan potensi desa. Agus menekankan pentingnya pelatihan keterampilan, peningkatan akses informasi, serta modal usaha kecil bagi masyarakat. Hal ini bertujuan agar masyarakat desa tidak hanya menjadi objek pembangunan, tetapi juga subjek yang aktif.Imbuhnya

Menurut Agus, salah satu aspek penting dalam membangun desa adalah kesadaran masyarakat mengenai pentingnya peran serta mereka dalam pembangunan. Edukasi tentang nilai gotong royong dan tanggung jawab sosial menjadi kunci untuk menciptakan keberlanjutan. Program pembangunan yang dijalankan juga harus ramah lingkungan, seperti praktik pertanian berkelanjutan dan pengelolaan sumber daya alam yang bijak.

Dengan pendekatan holistik yang melibatkan seluruh elemen masyarakat, Yogyakarta dapat menjadi contoh model pembangunan desa yang sukses dan berkelanjutan.Pungkas;Agus (Tyo)

Share:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *