NASIONALTERKINI-Pagelaran kethoprak “Suminten Nagih Janji” dan Konser Melodi Bulaksumur meramaikan peringatan Dies Natalis ke-75 dan Lustrum ke-15 UGM. Dua pementasan seni ini akan dilakukan di Joglo Gelanggang Inovasi dan Kreativitas (GIK) UGM pada hari Sabtu (30/11) malam. Dua pementasan seni ini merupakan hasil proses kreatif dan kolaboratif para mahasiswa, dosen, tenaga kependikan dan alumni UGM. Pementasan Melodi Bulaksumur akan menjadi pagelaran seni pembuka sebelum pementasan kethoprak.
Direktur Pengabdian kepada Masyarakat UGM Rustamaji, mengatakan dalam pementasan ini yang terpenting adalah adanya kebersamaan. Kebersamaan antara dosen, mahasiswa, tenaga kependidikan dan alumni. “Ada kerja bareng antara civitas pada umumnya, civitas dosen, pimpinan dan yang lainnya”, ujarnya Jum’at (29/11).
Rustamaji menjelaskan Pementasan seni yang dilakukan hampir bersamaan, dinilai sebagai terobosan karya baru. Bahwa kedua pementasan ini merupakan karya yang disiapkan dengan konsep kematangan dan kolaborasi.“Keduanya akan membawa pada segmen perjalanan UGM. Kita coba ramu, meski tidak seprofesional yang di luar tapi kita coba naikkan ke level yang lebih tinggi”, terangnya.
Rustamadji menandaskan dalam Dies ke-75 dan Lustrum ke-15 UGM berbagai bentuk tanggungjawab sosial ingin diwujudkan dalam berkegiatan bersama. Bahwa tanggung jawab manusia tidak hanya kepada alam tetapi ungkapan syukur akan diwujudkan dalam kerja bersama-sama. “Rencananya rasa syukur ingin kita wujudkan dalam bentuk tarian massal dalam acara Kegiatan Merti Kampus UGM pada 9 Desember 2024. Jadi selain berkegiatan bersama di kampus, kita nantinya juga akan menari Gambyong secara massal bersama-sama”, terangnya.
Sementara itu salah satu panitia Kandiana Ari menuturkan Konser Melodi Bulaksumur adalah sebuah konser musik diiringi combo Gamaband dan GMCO dengan sederet penyanyi antara lain Rektor, Wakil Rektor, vokal group dosen dan mahasiswa serta di bingkai cantik dengan alunan suara Paduan Suara Mahasiswa UGM. Dalam konser ini penonton akan dibawa menjelajah dalam periode waktu perjalanan UGM.“Akan dibuka dialog seorang kakek dan cucunya. Kakek yang telah mengabdi di UGM akan membawa cerita soal UGM dari waktu ke waktu diiringi musik dan lagu-lagu popular di jamannya. Sang cucu tentunya akan diaduk emosinya untuk menelaah berbagai nilai yang terkadung di dalamnya”, ujarnya. (cry/qas)