JOGJABERITA – Pelarangan impor baju bekas yang beberapa waktu lalu dilontarkan oleh pemerintah pusat memberikan dampak pada penjual pakaian impor bekas atau thrifting di XT Square. Salah satu pedagang, Asrial menuturkan pemasukan bahkan berkurang hingga lebih dari 90 persen.
“Semenjak ada berita viral di tv itu memang jauh sekali untuk merosotnya. Sangat jauh sekali. 10 persennya aja gaada sekarang semenjak ada berita seperri itu. Tidak ada pembeli sama sekali. Anjlok bgt,” keluhnya saat ditemui di XT Square, Minggu (9/4).
Hingga Selasa siang, hanya ada satu dua pengunjung XT Square yang terlihat berlalu lalang. Itupun tak semua membeli, ada juga yang hanya mampir untuk melihat-lihat. Asrial menuturkan pemberitaan soal larangan pakaian impor bekas sangat berpengaruh terhadap usahanya. Biasanya, momen Ramadan dan mendekati lebaran bisa dibilang momen panen baginya.
Namun kali ini, ada satu pembeli saja dia sudah bersyukur. Meski pemerintah pusat melarang, namun Asrial tak mendapati adanya tindakan razia dari dinas terkait di Kota Yogya. Ini lantaran manajemen XT Square telah menerapkan sejumlah standar pada pakaian yang dijual. Misalnya, pakaian harus sudah dalam keadaan dicuci bersih dan rapi.
“Tidak ada tindakan razia dari dinas terkait. Manajemen XT Square meminta sudah harus dicuci bersih,” katanya.
Salah satu pengunjung XT Square, Eniwati mengaku baru kali ini melihat-lihat pakaian thrifting. Menurutnya meski bekas, pakaian thrifting punya kualitas yang tak kalah baik dengan pakaian baru. Meski demikian, menurutnya pembeli juga harus lebih teliti saat memilih. Pakaian juga harus mendapatkan treatment setelahnya. Misalnya dicuci bersih dengan menggunakan deterjen.
“Saya juga sempat takut beli-beli kaya gini karena dari segi kesehatan. Saya baru ini ke sini. Saya lihat-lihat ga sengaja. Intinya pilah-pilahnya yang penting,” katanya. (ong/rin)