NASIONALTERKINI.Berwisata di Kota jangan terlewatkan untuk mencicipi wisata kuliner yaitu nasi Jamblang Imah Kopi yang citarasanya bisa membikin lidah bergoyang. Yogyakarta menjadi salah satu surga bagi para pecinta kuliner, termasuk kopi. Salah satunya adalah ekosistem kuliner yang dibangun di kawasan Sukonandi, Gg Bathara, Jl. Sukonandi Gg. Il No.9, Semaki, Kec. Umbulharjo, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta Sabtu;06/07/2024
Meski dulunya menjadi kawasan yang sunyi dan sepi, kini aktivitas ekonomi kreatif di sini menjadi ruang bagi masyarakat, wisatawan, pekerja, hingga mahasiswa untuk menikmati ragam kemudahan dalam satu lokasi tersebut.
Keunikan dari lokasi yang dulunya merupakan kawasan industri keramik ini menarik perhatian salah satu komedian legendaris Indonesia” Indro Warkop”Bersama puluhan anggota komunitas motor gede Black Angels, ia turut meresmikan sentra kopi Imah Kopi, sekaligus merayakan ulang tahun ke-45 komunitas tersebut.
Indro, yang lahir dari seorang chef lulusan Belanda dan besar di lingkungan katering terbesar di Jakarta, mengaku lebih memilih makanan khas racikan nusantara. Dalam setiap kunjungannya ke berbagai daerah, ia selalu berburu kuliner asli Indonesia.Tuturnya
“Jadi anak tunggal ini tidak suka makanan luar, jadi saya hanya suka makanan Indonesia. Termasuk makanan khas Cirebon ini (Nasi Jamblang Nok Imah), saya tahu menu dan ciri khasnya,” kata Indro di Rumah Fatih dan Siti Bertiga, Yogyakarta,
Industri kuliner yang tidak jauh dari jantung pariwisata Yogyakarta, kawasan Malioboro, maupun pusat pemerintahan kota Yogyakarta dan pusat pendidikan ini bisa menjadi alternatif bagi wisatawan maupun keluarga untuk menikmati sejumlah merchant yang ada.
Direktur Rumah Fatih & Siti Bertiga, Nana A. Hanafi, mengatakan bahwa embrio ekosistem kuliner yang dibangun di Yogyakarta ini menjadi ruang baru dengan konsep tradisional, kekinian, maupun western. Bahkan upaya memunculkan ekosistem industri kreatif penunjang Yogyakarta sebagai kota pariwisata dan kota pendidikan dibangun dengan konsep yang estetik.
“Kita mencoba membuat ekosistem bisnis yang one stop business, one stop visiting, jadi sekali datang pengunjung bisa mendapatkan kemudahan. Misalnya, ketika mau makan tradisional, di sini ada nasi jamblang; yang kekinian dan modern ada di Imah Kopi; mau cukur rambut ada Kapan-Kapan Barber; selain itu ketika mencari fesyen ada Yumna Shiba Butik,” kata Nana.
Nana menyebutkan bahwa integritas bisnis dalam satu lokasi ini menjadi daya tarik tersendiri, termasuk dengan suasana yang tenang dan nyaman yang dihadirkan dengan bangunan lawas namun tetap estetik, sehingga memberikan kesan bagi pengunjung maupun wisatawan yang hadir.
Menariknya, ekosistem bisnis ini juga dibangun memikirkan kebutuhan bagi keluarga dengan family zone berkonsep hommy dan nyaman, termasuk bagi pekerja dan pelajar dengan business center dan ruang meeting di lantai dua Imah Kopi. Selain itu, terdapat ruang foto dan video yang juga bisa dimanfaatkan untuk mengabadikan momen bersama teman maupun keluarga, bahkan untuk podcast.
Sementara itu, owner Sego Jamblang Nok Imah, Siti Hanifah, mengaku potensi kuliner nusantara cukup bagus, terutama sebagai salah satu penopang pariwisata di kota Yogyakarta. Bahkan, olahan tradisional Cirebon ini tidak hanya dinikmati wisatawan dari luar Jogja maupun luar Jawa, tetapi juga menjadi jujukan bagi masyarakat lokal Yogyakarta.
“Di sini beragam ada kuliner, butik, dan cafe, jadi orang-orang tidak perlu jauh-jauh cari kuliner khas, apalagi di sini tengah kota. Di sini juga banyak perkantoran, pusat pendidikan juga ada,” ujar Siti.
Ekosistem bisnis industri kreatif yang tergabung dalam Rumah Fatih dan Siti Bertiga selain kuliner dan butik ini juga terdapat barber hingga Keprabon (Kretek Prambanan Bone Setting) atau pijat kretek yang cukup viral akhir-akhir ini.Pungkas:Siti(Tyo)