Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!

Monumen Pahlawan Pancasila Kentungan, Saksi Bisu G30S di Yogya

oppo_1024

NASIONALTERKINI -September 1965 menjadi sejarah kelam bangsa Indonesia. Berbagai cerita mewarnai tragedi 65. Salah satu lokasi yang menjadi saksi bisu tragedi ini berada di Kentungan, Condongcatur, Depok, Sleman. Tepatnya, di bangunan yang saat ini dijadikan kompleks Batalyon 403.

Lubang buaya menjadi salah satu saksi bisu kekejaman Partai Komunis Indonesia (PKI) dalam Gerakan 30 September 1965 atau G30S PKI. Ya, lubang buaya menjadi tempat ditemukannya tujuh Pahlawan Revolusi dalam kondisi meninggal dunia.

Untuk mengenang peristiwa dan perjuangan para tokoh yang telah gugur, maka tanggal 30 September selalu diperingati sebagai Hari Peringatan Pemberontakan G30S PKI.Tak hanya di Jakarta, lubang buaya juga terdapat di kota Yogyakarta tepatnya berada di Desa Kentungan, Condongcatur, Depok, Sleman. Lubang buaya ini berada di dalam komplek Batalyon 403.

Lubang berbentuk persegi panjang dengan kedalaman 70 centimeter ini juga memiliki kisah yang tak kalah tragis.Lubang ini menjadi saksi bisu peristiwa gugurnya dua Pahlawan Revolusi Brigadir Jenderal (anumerta) Katamso Darmokusumo dan Kolonel Infantri (anumerta) Sugiyono. Peristiwa berdarah ini terjadi pada tanggal 1 Oktober 1965.

Penjaga Museum Monumen Pahlawan Pancasila, Malis Ari Juliyantoe menyampaikan saat itu Brigadir Jenderal (anumerta) Katamso menjabat sebagai Komandan Komando Resort Militer 072/Pamungkas. Sedangkan Kolonel Infantri (anumerta) Sugiyono menjabat sebagai Kasrem 072/Pamungkas.

“Kebetulan waktu itu yang dicari petinggi TNI AD yang ada di Yogyakarta. Waktu itu yang menjabat Danrem sama Kasrem adalah Brigjen anumerta Katamso dan Kolonel Infantri Sugiyono sebagai Kasremnya,” tuturnya Senin (30/9).

Malis menjelaskan Di lokasi lubang inilah, Brigadir Jenderal Katamso serta Kolonel Infantri Sugiyono disiksa hingga meninggal dunia. Keduanya kemudian dimasukan ke dalam lubang.”Dimasukan, kepalanya ada yang (posisi) di barat, ada yang di timur, posisi kaki bertemu di tengah. Setelah dibunuh itu (lubang) ditutup lagi dengan tanah, ditanami ubi jalar sama pisang,” terangnya. (cio/rfy)

Share:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *