NASIONALTERKINI– Communications Senior Lead Tokopedia and TikTok E-commerce, Antonia Adega menjelaskan Bagi pelaku usaha fashion, berjualan online memiliki tantangan tersendiri. Pasalnya, calon pembeli memiliki warna kulit, bentuk dan tinggi badan yang berbeda-beda. Di sisi lain, mereka punya keterbatasan dalam mencoba produk fashion jika transaksi terjadi di dalam jaringan.
“Penjual perlu melakukan visualisasi penggunaan produk fashion pada model dengan warna kulit, bentuk dan tinggi badan yang beragam. Visualisasi–yang bisa dalam bentuk foto produk, video pendek, dan live streaming–dapat membantu meningkatkan transaksi para penjual online produk fashion,” katanya Selasa (19/11). Antonia Adega mengatakan Data ShopTokopedia pada semester I 2024 dibandingkan semester I 2023, pelaku usaha yang melakukan live streaming rata-rata mengalami kenaikan penjualan 7 kali lipat dibandingkan penjual yang tidak melakukannya. “Kami pun terus berupaya membantu lebih banyak pelaku usaha, termasuk yang bergerak di bidang fashion, memaksimalkan pemanfaatan fitur LIVE di TikTok untuk membangun brand, memperluas pasar, dan meningkatkan penjualan di ShopTokopedia,” ucapnya.
Antonia Adega menuturkan Keberhasilan sebuah live streaming sangat bergantung pada banyak hal, salah satunya host. Sebelum membeli produk fashion, seseorang cenderung mempertimbangkan kesesuaian dengan warna kulit, bentuk dan tinggi badan, maka brand fashion perlu host informatif yang bisa mempermudah pertimbangan ini. “Pilih host yang informatif.
Host sebaiknya berulang kali menginformasikan warna kulit, bentuk dan tinggi badannya, agar calon pembeli bisa memperkirakan dengan baik bagaimana jika produk fashion itu dipakai oleh dirinya sendiri. Repetisi penting dilakukan karena tidak semua audiens mengikuti live streaming sejak awal. Host juga sebaiknya menjelaskan rasa bahan produk fashion tersebut ketika dipakai, cocok digunakan di occasion apa, dan menjawab hal lain yang ditanyakan audiens dengan jelas dan lugas,” jelas Antonia.
Antonia menambahkan Jika memiliki resource lebih, hadirkan 2-3 host–yang punya tinggi dan bentuk badan berbeda satu sama lain–di setiap sesi live streaming. “Ini bisa memberikan gambaran lebih baik kepada lebih banyak calon pembeli yang juga memiliki tinggi dan bentuk tubuh beragam. Misalnya, brand fashion yang menjual celana panjang. Jika di dalam satu sesi live bisa menghadirkan host dengan tinggi sekitar 150 cm dan 160 cm, dan masing-masing menggunakan celana panjang yang sama, pembeli akan lebih mudah membayangka sesuai dengan tinggi badannya, seberapa panjang celana tersebut ketika dipakai olehnya. Sama halnya dengan menjual atasan, hadirkan host dengan bentuk atau berat badan yang berbeda-beda,” kata Antonia.
Sementara itu Pemilik brand fashion lokal Gwenza, Deby Rojalianti, mengatakan, mengatakan Memilih host yang interaktif bisa membangun kedekatan antara brand dengan audiens. Pemilik brand fashion lokal Gwenza, Deby Rojalianti, mengatakan, Saat live streaming di TikTok, host harus bisa menghadirkan interaksi yang dipersonalisasi. Misalnya, menyebutkan nama pembeli yang bertanya saat live streaming, atau mengingat nama pembeli yang sudah menjadi langganan.
Interaksi ini dapat menciptakan kedekatan antara host dan pembeli, bahkan meningkatkan loyalitas pembeli ke toko kita di ShopTokopedia. Strategi ini membuat Gwenza makin dikenal. Gwenza memiliki lebih dari 130.000 pengikut baru setelah aktif memanfaatkan fitur LIVE di TikTok. “Jika sudah menetapkan jadwal live streaming, brand wajib konsisten hadir dan tepat waktu. Ini akan memudahkan audiens mengikuti jadwal live streaming di TikTok dan meminimalisasi risiko kehilangan pembeli setia di ShopTokopedia. Jadwal live streaming tidak harus setiap hari. Pelaku usaha bisa mulai dengan 3-5 kali per minggu sesuai kebutuhan. Hal terpenting adalah jangan mengurangi intensitas live streaming dari standar awal agar tidak kehilangan pembeli. Khusus di peak season, sebaiknya libatkan host lebih banyak untuk mengelola live streaming dengan intensitas yang lebih sering,” jelas Deby. (crt/qsa)