Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!

Meski Capaian Vaksinasi Dinilai SudahTinggi, Emma Rahmi Aryani: Terus Berupaya Melakukan Percepatan Vaksinasi Booster

Meski capaian dinilai sudah tinggi, Kepala Dinas Kesehatan Kota Jogja, Emma Rahmi Aryani terus berupaya melakukan percepatan vaksinasi booster.

Pemerintah Kota Yogya terus berupaya melakukan percepatan vaksinasi booter. Misalnya, dengan tetap membuka layanan vaksinasi booster di semua puskesmas dan rumah sakit di Kota Yogya.

Berdasarkan data terakhir, capaian vaksinasi booster di Kota Yogya telah menyentuh angka 88 persen. Angka ini dinilai jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan kabupaten lain di DIY.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogya, Emma Rahmi Aryani mengakui terjadi adanya penurunan animo masyarakat terhadap vaksinasi dosis ketiga. Pada beberapa kali gelaran vaksinasi massal, masyarakat yang hadir tak sebanding dengan jumlah dosis yang disiapkan.

Untuk itu, pihaknya mengaku akan mengubah strategi. Jika sebelumnya masyarakat bisa langsung mendapatkan vaksin secara langsung tanpa mendaftar, kini masyarakat diminta untuk mendaftar terlebih dahulu. Ini termasuk pelayanan vaksinasi baik di puskesmas maupun rumah sakit.

“Kita tetap buka layanan. Strateginya, harus mengundang terlebih dulu atau mendaftar. Selama ini kita buka, kita siapkan 200 yang datang ya hanya 60, sehingga kita arus ubah strategi. Mereka harus daftar dulu baru kita buka. Mereka (puskesmas dan rumah sakit) buka link untuk mendaftar, sehingga bisa dikumpulkan,” ujarnya Sabtu (2/7)

Selain melakukan percepatan vaksinasi, Emma mengaku juga masih akan terus melakukan upaya 3T, yaitu Tracing, Testing, dan Treatment jika ada temuan kasus baru Covid-19. Apalagi, pada saat momen libur sekolah seperti saat ini. Nantinya, Dinas Kesehatan Kota Yogya juga akan melakukan screening terhadap pelajar usai liburan.

“Insya Allah juga akan kita lakukan screening untuk anak-anak sekolah. Karena ini libur, nanti akan mulai pembelajaran lagi. Ini untuk antisipasi. Hitungan epidemiologinya setelah 2 minggu setelah masuk nanti akan kita screening untuk anak sekolah,” tambahnya.

Dia menyebutkan, para pendatang masih menjadi penyumbang terbesar kasus aktif Covid-19 di Kota Jogja.

“Kemarin ada WNA. Mereka harus periksa dulu. Mereka sudah pulang kembali. Terakhir ini hanya yang dirawat 11, dalam posisi ada yang tidak bergejala ada yang bergejala, tapi tidak ada yang di shelter. Shelter kosong terus,” ungkapnya. (ang/red)

Share:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *