NASIONALTERKINI– Kamituwo Kalurahan Wedomartani, Mujiburrohman menjelaskan Rebutan gunungan yang disusun dari komoditas pertanian dan makanan tradisional berupa sagon, menjadi puncak rangkaian kegiatan Merti Desa tahun 2024 di Kalurahan Wedomartani, Kapanewon Ngemplak, Kabupaten Sleman.
Ritual tahunan ini menjadi upaya dalam menjaga kerukunan di tengah keberagaman latar belakang warga yang berbeda. Lempeng beras dan sagon terbuat dari bahan tepung ketan dan parutan kelapa, diikutsertakan dalam susunan gunungan karena mencerminkan kuliner khas Kelurahan Wedomartani.
“Kemeriahan Merti Desa semakin terasa dengan menghadirkan potensi lokal dari 25 padukuhan yang dalam sejarahnya merupakan penggabungan empat kalurahan lama yaitu Krapyak, Bakungan, Jetis dan Krajan, pada 22 April 1948 silam. Lima penari putri pun tampil apik membawakan tari Putri Amarta Aji, sebuah tari khas Wedomartani yang menggambarkan tentang keberagaman serta potensi alam serta kreativitas warga Wedomartani,”ucapnya senin (18/11).
Mujiburrohman menambahkan Seperti tahun-tahun sebelumnya, kirab Merti Desa juga melibatkan sembilan gerobak sapi yang membawa rombongan para pamong kalurahan serta tokoh masyarakat. Melintasi jalan utama yang mengelilingi desa, kirab juga melintasi 10 padukuhan dari 25 padukuhan yang ada di Kalurahan Wedomartani, seperti wilayah Pokoh, Babadan, Krapyak dan Gedongan. Tema Sengkut Gumregut menjadikan pemerintah kalurahan semangat bekerja cepat untuk memberikan motivasi dengan memiliki etos kerja yang baik dan mempertanggungjawabkannya dihadapan tuhan dan masyarakat.
“Sejumlah kelompok masyarakat juga dilibatkan saat dilakukan kirab, mulai dari kelompok tani, komunitas senam, komunitas motor disabilitas, siswa sekolah dan kelompok seni lintas iman. Hadirnya penabuh gamelan khas Bali juga turut meramaikan jalannya kirab Merti Desa yang ke-78 tahun ini,”ungkapnya. (crt/wqa)