JOGJABERITA – Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sleman bekerja sama dengan Kalurahan Sendangarum menggelar perlombaan pacuan kuda kepang dengan tajuk Pacuanku DxPang di Joglo Wisata Daratan 3, Kalurahan Sendangarum, Kapanewon Minggir, Kabupaten Sleman, Selasa (20/12).
Kepala Dispora Sleman, Agung Armawanta menuturkan bahwa kegiatan ini merupakan salah satu upaya Dispora Sleman memperkenalkan olahraga tradisional pacuan kuda kepang yang hanya ada di Sleman, kepada masyarakat.
“Kegiatan ini untuk memperkenalkan olahraga tradisional pacuan kuda kepang, yang memang telah memiliki hak paten di Sleman, lomba sport tradisional ciri khas di Sleman kepada masyarakat,” ungkap Agung.
Pacuan Kuda Kepang sendiri merupakan perpaduan olahraga dan kesenian yang dikembangkan oleh Dispora Sleman sejak tahun 2018, dan telah dipatenkan sejak tahun 2019 sebagai salah satu olahraga kesenian khas Sleman.
Olahraga ini dimainkan secara sederhana, di mana peserta akan dibagi beregu dengan anggota regu 2-3 orang. Setiap peserta menaiki kuda kepang dengan jarak tempuh 45 meter yang dibagi menjadi 4 area.
Lomba dimulai dengan peserta akan melakukan tebar pesona dengan menampilkan tarian hiburan seperti pentas seni jathilan di area pertama (10 meter pertama), sambil menunggu aba-aba dari panitia.
Setelah itu, panitia akan memberikan tanda untuk peserta bisa memulai berlari dengan gaya berkuda kepang, sambil melewati 3 rintangan, masing-masing setinggi 10 cm, 20 cm, dan 30 cm.
Selanjutnya, para peserta akan melewati rintangan setinggi 1,5 meter dengan menengadah ke atas, sebelum kemudian berlari secepat mungkin sampai garis finish.
Agung menjelaskan bahwa permainan ini didesain secara sederhana sebagai salah satu pelengkap hiburan wisata di Kabupaten Sleman.
“Lomba pacuan kuda kepang ini nantinya diharapkan juga dapat dikembangkan menjadi salah satu hiburan wisata yang khusus ada di Sleman.
Nanti kalo ada turis, wisatawan bisa bermain dengan cara sederhana. Sehingga masyarakat dengan adanya ini bisa sehat, bugar, serta ekonomi-nya jalan,” jelas Agung.
Agung menambahkan, permainan ini akan terus dikembangkan oleh Pemkab Sleman sehingga nantinya akan menjadi ciri khas Sleman.
“Nanti harapannya, di setiap kegiatan seperti 17-an, di kampung wisata, itu akan dilakukan dengan mudah oleh anak-anak, anak muda, orang tua, dan lainnya,” tutup Agung. (tio/red)