NASIONALTERKINI– Memasuki musim tanam awal tahun kalangan petani mulai melakukan pengelohan lahan sawah dan menyiapkan bibit tanaman padi. Pengolahan lahan sawah pada awal tanam pertama dilakukan mulai dari pembajakan traktor tangan, selanjutnya dilakukan penyebaran kotoran hewan Ruminansia seperti sapi maupun domba dan kambing disetiap jangkal lahan sawah.
Eko Sudaryanto salah satu petani di Dusun Karangmojo Kalurahan Wedomartani Kapanewon Ngemplak Sleman menuturkan Hingga saat ini masih banyak petani belum memperoleh pupuk subsidi.
Upaya terus dilakukan petani salah satunya memaksimalkan kotoran hewan Ruminansia peliharaan ya untuk dimanfaatkan sebagai pupuk tambahan disawah sehingga menghemat penggunaan pupuk pabrik.
Pemanfaatan pupuk kotoran hewan Ruminansia sangat bagus digunakan sebelum proses tanam karena didalam kotoran hewan Ruminansia salah satunya sapi banyak terdapat cacing tanah yang bermanfaat menyuburkan tanah sawah.”Untuk memperbanyak cacing tanah saya menggunakan pelepah pisang yang diambil dari tanaman pisang yang ditanam di tepi sawah,”ucapnya Minggu (18/2).
Eko menjelaskan Penggunaan pupuk kotoran hewan dapat menghemat penggunaan pupuk pabrik yang tak bersubsidi,selama ini pembelian pembelian pupuk urea tak bersubsidi dikisaran harga mencapai Rp 300.000 per 50kg, dengan ukuran tersebut bisa digunakan untuk dua kali saja,dengan luas lahan sekitar 700 meterpersegi.
Dalam prakteknya saya menggunakan 5kg untuk penggunaan pupuk pertama dan untung pupuk kedua 10kg.Selain untuk tanaman padi, pupuk kotoran hewan ini juga dinilai sangat bagus untuk digunakan pada tanaman palawija.
“Saya berharap pupuk bersubsidi mudah diperoleh dan juga kelompok tani di tempat tinggal saya bisa aktif kembali sehingga semangat gotong royong kembali berjalan,”harapnya. (vii/crt)