JOGJABERITA- Di tengah derasnya arus budaya asing yang masuk ke dalam negeri, tidak melunturkan budaya lokal khususnya pada kesenian wayang.
Namun perlu adanya upaya untuk terus menjaga, mengembangkan, dan melestarikan kebudayaan khususnya pada generasi muda.
Menjawab tantangan tersebut, Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Kota Yogyakarta menyelenggarakan kegiatan Ruang Masyarakat Ketemu (RUMAKET) dengan tema Malioboro 1000 Kelir.
RUMAKET merupakan media jejaring dan kolaborasi karya para pelaku budaya. Malioboro 1000 Kelir dengan slogan “Wayang Dalam Bingkai Media Baru” merupakan wadah ekspresi warisan budaya takbenda (WBTb) dengan melibatkan para seniman yang berkolaborasi menciptakan karya yang luar biasa.
Mengangkat wayang dan batik pada RUMAKET bukan tanpa alasan, hal ini dikarenakan kedua WBTb tersebut telah diakui oleh dunia.
Istilah Malioboro 1000 Kelir “Wayang Dalam Bingkai Media Baru” merupakan bentuk alegori dari pertunjukan wayang yang tidak hanya sebatas dalam satu kelir lengkap dengan wayang-wayang dan gamelan, namun mengekspresikan wayang dalam berbagai bingkai atau pengemasan yang lebih inovatif dengan latar yang beragam.
Kepala Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta, Yetti Martanti, menjelaskan “RUMAKET dapat menjadi wadah interaksi masyarakat Kota Yogyakarta dari berbagai lapisan, seperti pemerintah, pelaku budaya, dan masyarakat umum.
Kegiatan ini juga menjadi ajang pengenalan wayang dan batik dengan kemasan dan pendekatan baru yang lebih modern tanpa meninggalkan nilai-nilai filosofi tradisionalnya.
“Diharapkan masyarakat dapat lebih mengetahui dan mencintai wayang.
Kegiatan ini juga menjadi salah satu rangkaian peringatan HUT Kota Yogyakarta ke-266” “Di dalam RUMAKET, wayang dikemas dengan berbagai bentuk dan media.
Tidak hanya ditampilkan dalam bentuk konvensionalnya, namun wayang juga akan disuguhkan dengan balutan teknologi dan pertunjukan menarik.
Sehingga wayang dapat lebih dikenal dan dinikmati oleh generasi muda saat ini.” ujarnya melalui keterangan tertulis Selasa (4/10).
Yettti menjelaskan kegiatan RUMAKET dilaksanakan selama 2 hari, yaitu mulai dari tanggal 4 sampai dengan 5 Oktober 2022 di pedestrian Jalan Malioboro sisi barat dan timur mulai dari Teras Malioboro (TM) 2 hingga depan Komplek Kepatihan, Kota Yogyakarta.
Berbagai rangkaian acara RUMAKET pada Selasa tanggal 4 Oktober 2022 antara lain Flashmob 100 Dalang Cilik dengan memerankan lakon tokoh Gathutkaca saat terbang.
Di malam harinya terdapat Kolaborasi Wayang Purwa, Wayang Golek, Wayang Beber, Wayang Wong, dan Wayang Cinema.
Sedangkan pada hari Rabu tanggal 5 Oktober meliputi berbagai acara seperti penampilan Gank X, kemudian Fashion Show dengan mengangkat wayang dan batik yang diinterpretasikan secara elegan dengan sentuhan kolaborasi karya dari designer dan seniman tari.
Para seniman tari tersebut memeragakan design busana menyerupai tokoh wayang yang dibuat oleh para designer. Mereka adalah Uni Yutta sebagai Dewi Kunthi dengan Designer Nita Azhar, Mawan sebagai Yudhistira dengan Designer Lia Mustafa dan Putri Ramadhany, Anter sebagai Bima dengan Designer Alma Riva, Hendy sebagai Arjuna dengan Designer Philip Iswardono, Jalu sebagai Nakuladengan Designer Riska Nurulzein dan Kristy, Widi sebagai Sadewa dengan Designer Astuti Arindra dan Fariz Ashar, Wisnu Darmawan sebagai Semar dengan Designer Diki Wahyudi dan Lusi Ekawati, Anang sebagai Gareng dengan Designer Brahm Italia, Aceng sebagai Petruk dengan Designer Gheitsa Alya Dinnia dan Ayu Purhadi, dan Prasetyo sebagai Bagong dengan Designer Ariesanthi dan Nareswara An Nashr. Setelah Fashion Show akan ada Dagelan yang dibawakan oleh Dina Trinil, Ari Purnomo, dan Aldo Iwak Kebo. Sebagai puncak acara RUMAKET terdapat penampilan Letto Band.
Penyelenggaraan RUMAKET yang telah memasuki tahun kedua ini diselenggarakan dengan menghadirkan kolaborasi epik para pelaku seni budaya, dalang cilik, designer, koreografer, peragawan-peragawati, dan fotografer.
Beberapa tokoh seni dan budaya yang terlibat dalam kegiatan ini antara lain Faizal Noor Singgih (Dalang), Fani Rickyansyah (Dalang), Bayu Aji Nugroho (Dalang), Risman Marah (Fotografer), Johnny Hendarta (Fotografer), dan Fauzie Helmy (Fotografer). Selain itu karya dari koreografer senior Uni Yutta dengan Designer handal Nita Azhar juga turut menjadi sosok dibalik ide kreatif penyelenggaraan RUMAKET.
Kegiatan RUMAKET ini dibuka oleh Pj. Walikota Yogyakarta, Sumadi Masyarakat Kota Yogyakarta diajak untuk menyaksikan hasil karya dari kolaborasi para pelaku seni budaya dan memaknai nilainilai luhur yang terkandung dalam warisan budaya tak benda, khususnya wayang.
“Penyelenggaran kegiatan yang dikemas penuh dengan nilai-nilai luhur budaya jawa namun disampaikan secara menarik dan modern agar mudah diterima oleh masyarakat luas serta relevan dengan kondisi perkembangan jaman,”ucapnya.
Sementara itu RA Melianti Wulandari ibu salah satu dalang cilik Raden Bagaskara Manjer Kawuryan menuturkan anak saya ini memiliki ketertarikan kuat terhadap seni budaya Jawa khususnya seni pewayangan.
“Anak saya bergabung di sanggar Nguri Bodoyo Bantul Yogyakarta, ini bakatnya semakin terasah dan terarah sehingga ia terpilih menjadi salah satu peserta flashmoob 100 dalang cilik yang memainkan wayang kulit dalang rangka hari kota Yogyakarta ke 266,”ujarnya. (rio/red)
(ang/red)