Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!

Maksimalkan Hasil Panen, Petani di Margorejo Tempel Sleman Terapkan Sistem Hidroponik

oppo_0

NASIONALTERKINI – Perkembangan Teknologi dunia pertanian saat ini semakin banyak digunakan petani, salah satunya petani milenial di kalurahan Margorejo Kapanewon Tempel Sleman kabupaten sleman. Sistem Hidroponik didalam  sebuah rumah atau disebut Green House dengan tanaman melon jenis premium yang dipilih wisata petik buah menjadi cara penjualan yang menguntungkan .

Petani Kalurahan Margorejo Tempel Heru Santoso menjelaskan Didalam Greenhouse seluas kurang lebih seratus meter inilah, petani dI Dusun Nglebeng Kalurahan Margorejo Kapanewon Tempel Sleman memanfaatkannya untuk menanam tanaman buah melon dengan satu jenis kwalitas premium.

“Budidaya dengan sistem Hidroponik full air dengan nutrisi abemix, dalam prosesnya pada sistem tanam ini dibuat kolam kecil, setiap harinya air mengalir melalui sistem sirkulasi yang ada, sehingga ada air yang masuk dan keluar menggunakan sebuah pompa yang dinyalakan setiap saat menggunakan listrik, dengan watt listriknya yang kecil sehingga tidak memakan biaya listrik yang tinggi.

Dalam satu bulannya mengeluarkan uang Rp 100.000 untuk biaya  listrik di lahan seluas 12x 8 meter persegi ini. Dalam menanam tanaman melon sebanyak 200 tanaman  dan dalam kondisi hidup berbuah secara merata, dengan target satu tanaman, satu buah sehingga memaksimalkan ukuran, berat dan manis buah melon yang dihasilkan, menghasilkan minimal berat buah melon 1,5 kilogram pada usia tanaman 65 hari setelah tanam (HST), dengan harga jual setiap buahnya Rp 25.000 perkilogram.

Cara tanam inipun dinilai menjadi salah satu solusi memaksimalkan lahan pertanian serta meminimalisir seranggan organisme pengggu tanaman (OPT),”ujarnya Senin (30/9).

Heru menambahkan meski termasuk sistem tanam dengan biaya besar, namun sistem Hidroponik menggunakan greenhouse dinilai bisa memaksimalkan hasil. “Pada musim tanam dan panen tahun lalu diperoleh Rp 7.000.000, maka target pana musim ini diangka Rp 8.000.000 pada lahan yang sama, “jelasnya. (eng/ety)

Share:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *