Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!

Lana Unwanah : Dinkes Yogya Ungkap 1.352 Orang Terjangkit TBC pada 2022

JOGJABERITA

JOGJABERITA – Tanggal 24 Maret diperingati sebagai hari Tuberculosis atau TB sedunia. Kabid Pencegahan Pengendalian Penyakit Pengelolaan Data dan Sistem Informasi Dinkes Kota Yogya Lana Unwanah menyebut berdasarkan data Global TB Report tahun 2022 Indonesia menempati peringkat kedua.

Sebagai negara dengan jumlah penderita TB terbanyak sedunia. Peringkat pertama diduduki oleh negara India dan peringkat ketiga diduduki oleh negara China.

“Dengan perkiraan jumlah penderita, baik yang sudah ditemukan maupun belum ditemukan yaitu 969 ribu. Hampir 1 juta penduduk Indonesia setiap tahunnya.

Cukup banyak. Hanya belum semua penderita bisa kita temukan dan kita obati. Masih banyak upaya-upaya yang kita lakukan,” ungkap Lana melalui daring, Jumat (24/3).

Sementara itu Lana menambahkan berdasarkan perhitungan ahli epidemiologi, satu dari 319 penduduk Kota Yogya mengalami TB. Dengan total penduduk di Kota Yogya sekitar 418 ribu jiwa.

“Diperkirakan tahun 2022 kemarin penderita TB di Kota Jogja ada di angka 1.352. Ini yang harus kita cari,” katanya.

Lana menjelaskan TB merupakan penyakit dengan penularan melalui udara atau airborne desease. Bisa dibilang hampir mirip dengan virus Covid-19 yang bisa menular melalui droplet. Bedanya, penularan TB tak secepat Covid-19.

Butuh waktu hingga bulanan bahkan tahunan. Untuk itu, penting untuk menemukan kasus secepat mungkin. Usai ditemukan, harapannya penderita TB bisa diobati. Sehingga tak menyebabkan penularan yang lebih luas lagi.

“Pertama kita menemukan. Setelah menemukan harus diobati supaya sembuh dan tidak menimbulkan kasus baru pada orang lain. Kalau penyakit menular, semakin kita cari semakin baik karena semakin kita temukan bisa kita treatment atau obati,” ujarnya.

Masyarakat perlu mewaspadai beberapa gejala diantaranya. TB biasanya diawali dengan batuk yang tak kunjung sembuh hingga kurun waktu 2 minggu sampai 3 minggu. Terkadang batuk juga disertai dengan darah, tapi tidak selalu.

Biasanya juga disertai dengan demam, nyeri dada, dan sesak napas. Menurut Lana gejala yang khas dari TB adalah keluarnya keringat pada malam hari.

“Artinya keringat yang tidak dipengaruhi oleh aktivitas. Apabila ada yang mengalami gejala-gejala tersebut segera datang ke faskes. Kami juga ada skrining secara aktif di wilayah-wilayah,” tuturnya.

Dia mengimbau masyarakat untuk melakukan pencegahan. Dimulai sejak bayi dengan melakukan imunisasi BCG pada usia 1 bulan hingga 3 bulan.

Selain itu, diharapkan masyarakat juga bisa menerapkan etika batuk, yakni menutup mulut dengan menggunakan lengan bagian dalam. Selain itu, sebisa mungkin cahaya matahari dibiarkan masuk ke dalam rumah dengan membuka jendela dan pintu saat siang hari.

“Olahraga juga penting. Dan makan dengan gizi seimbang karena bisa meningkatkan daya tahan tubuh, menghindari penularan,” imbaunya. (ong/evi)

Share:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *