NASIONALTERKINI.Kraton Yogyakarta kembali menghadirkan rangkaian pertunjukan budaya yang sarat akan pesan moral dan sejarah,Gelaran empat hari berturut-turut Wayang Wong dengan lakon “Dharma Dewa Dharma Dewi”, smengajak penonton tak hanya sekadar menikmati seni pertunjukan, tetapi juga merenungkan nilai-nilai kehidupan. Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hayu, dalam sambutannya, menyampaikan bahwa pertunjukan ini adalah tuntunan bagi masyarakat, bukan hanya hiburan semata.Selasa:01/10/2024 di Bangsal Kraton Yogyakarta
Tidak hanya pertunjukan wayang, Kraton juga menyuguhkan pameran temporer bertajuk “Parama Iswari: Mahasakti”, yang mengangkat kiprah perempuan-perempuan hebat dalam sejarah Jawa. Dalam pameran ini, peran perempuan yang sering kali terabaikan, Salah satu cerita kisah Kanjeng Ratu Kadipaten, istri Sri Sultan Hamengkubuwono I, yang tak hanya menjadi pendamping Sultan, tetapi juga seorang panglima prajurit dalam perang gerilya bersama Pangeran Mangkubumi.Tutur:GKR Hayu
Kisah Ratu Kadipaten menggambarkan betapa pentingnya peran perempuan dalam politik dan militer di masa lalu. Setelah Sultan Hamengkubuwono I wafat, Ratu Kadipaten yang berganti nama menjadi Ratu Ageng Tegalrejo, tetap memegang peranan vital dalam politik kerajaan, khususnya di masa Sultan Hamengkubuwono II. Ini menjadi bukti nyata bahwa perempuan memiliki kekuatan besar dalam ranah politik, tak terbatas pada peran domestik semata.Jelasnya
Pameran “Parama Iswari: Mahasakti” membawa pengunjung pada perjalanan sejarah yang memperlihatkan perempuan-perempuan luar biasa yang memiliki pengaruh besar dalam peradaban Jawa. Dengan tema perempuan sebagai “Parama Iswari”, atau sosok tertinggi dan paling dihormati, pameran ini menggugah kesadaran akan pentingnya peran perempuan dari masa lalu hingga kini dalam membentuk sejarah dan kebudayaan.Paparnya
Tak kalah menarik, acara pembukaan pameran yang digelar pada 1 Oktober 2024 dimeriahkan oleh pertunjukan Wayang Wong “Dharma Dewa Dharma Dewi: Episode 1 – Lair”. Pertunjukan ini memadukan unsur tari, teater, dan musik tradisional, dengan penampilan memukau dari KPH Notonegoro sebagai Batara Guru dan RW Purwoguritno sebagai Batara Wisnu. Sutradara RRy. Widodomondro membawa cerita kelahiran Dharma Dewa dan Dharma Dewi ke panggung dengan apik, penuh makna filosofis yang mendalam.
Pameran ini akan berlangsung dari 6 Oktober 2024 hingga 26 Januari 2025 di Kagungan Dalem Kedhaton, Keraton Yogyakarta, terbuka untuk umum setiap hari dari pukul 08.30 hingga 14.30 WIB. Bagi para pencinta seni, budaya, dan sejarah, ini adalah kesempatan langka untuk menyaksikan keindahan seni Jawa serta merefleksikan betapa besar peran perempuan dalam sejarah panjang peradaban kita.Ujar;GKR Hayu
Pameran kali ini bisa di nikmati rangkaian acaranya dengan mengikuti akun resmi Kraton Yogyakarta di Instagram, Facebook, TikTok, Temukan inspirasi dan kebijaksanaan dari perempuan-perempuan tangguh yang telah menjadi bagian dari sejarah besar Jawa.Pungkas:GKR Hayu(Tyo)