JOGJABERITA– Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) DIY menggelar pameran Sejarah Arung Samudera dan Warisan Budaya Rempah Nusantara yang diberi tajuk “Penunggang Gelombang”.
Pameran ini diselenggarakan di Teras Malioboro I mulai hari ini hingga tanggal 21 Juni mendatang.
Pada gelaran hari pertama, selain dilakukan peresmian pembukaan pameran, ada pula pertunjukkan jamuan minum rempah yang oleh penari.
Plt Kepala BPCB DIY, Zaimul Azzah menjelaskan pameran ini digelar dalam rangka mendukung program jalur rempah dari Kementerian Ristekdikti.
Ini merupakan upaya agar Jalur Rempah bisa diakui oleh UNESCO sebagai jalur budaya warisan dunia.
Melalui gelaran ini, masyarakat diharapkan bisa mendapatkan sosialiasi mengenai program jalur rempah.
Sekaligus juga menginternalisasikan nilai-nilai sejarah, ilmu pengetahuan, dan budaya yang berkaitan dengan jalur rempah serta warisan budaya rempah.
“Ini saya harapkan karena lokasi pamerannya ada di tempat yang strategis, saya harap generasi muda bisa menikmati pameran ini dan tentu saja bisa mengambil inspirasi dari pameran ini.
Ini bentuk kerja sama yang luar biasa, kami harapkan akan terus berlanjut ke depannya,” ujarnya saat ditemui di Teras Malioboro I, Selasa (14/6).
Tak berhenti sampai di sini, pihaknya mengaku akan terus menjalin kerja sama dengan berbagai pihak dalam rangka memperkenalkan kepada kancah internasional terkait dengan jalur rempah, mulai dari hulu hingga ke hilir.
Sementara itu, Kurator Pameran, Sri Margana menjelaskan pameran ini menampilkan mozaik sejarah arung samudera dan perdagangan rempah para pelaut nusantara gelombang pertama di awal-awal masehi.
Ini berdasarkan berbagai catatan pelaut, kartografis, litograp, dan penulis asing.
Ada pula bukti-bukti prasasti dan artefak yang ditemukan di Indonesia hingga kejayaan maritim Mataram pada abad ke-17.
Total, di dalam pameran ini terdapat lima klaster utama yang dikelompokan secara tematik kronologis.
“Saya ingin mengenalkan bahwa orang-orang Nusantara memiliki reputasi maritim yang luar biasa, yang belum diungkap dalam sejarah.
Kalau sejarah kan kita hanya mengenal kedatangan bangsa-bangsa India, China.
Tapi, sebetulnya kita banyak memiliki reputasi yang luar biasa mengarungi samudera.
Bahkan dari kesaksian pelaut-pelaut asing mengatakan bahwa tradisi maritim nya orang China yang mengajari orang Jawa.
Kita mencoba untuk mengenalkan fakta-fakta sejarah yang selama ini belum terungkap” jelasnya. (iin/red)